BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemahaman Pendidikan
Islam sebagaimana yang akan dijelaskan memilki perbedaan-perbedaan yang sangat
mencolok dengan bagaimana dunia barat memahami pendidikan. Jika
dalam Islam Pendidikan harus meliputi tiga aspek yaitu : Jasad ,Ruh , Intelektualitas
, maka dalam pandangan Barat semua aspek itu tidak
perlu selalu diidentikkan. Dalam pendidikan Barat juga lebih ditekankan pada rasionalitas
semata . Dari segi karakteristik, terdapat perbedaan
antara pendidikan Islam dan Barat. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, Dalam
Islam pendidikan memiliki karakteristik, yaitu pertama, Penguasaan Ilmu
Pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan mencari ilmu pengetahuan bagi setiap
Muslim dan muslimat. Setiap Rasul yang diutus Allah lebih dahulu dibekali ilmu
pengetahuan, dan mereka diperintahkan untuk mengembangkan llmu pengetahuan itu.
Hal ini sesuai hadits Rasulullah saw ,
طلب
العلم فريضة علي كل مسلم و مسلمة
Kedua, pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu yang
telah dikuasai harus diberikan dan dikembangkan kepada orang lain’
Nabi Muhammad saw sangat membenci orang
yang memiliki ilmu pengetahuan, tetapi tidak mau memberi dan mengembangkan
kepada orang lain Ketiga, penekanan pada nilai-nilai akhlak
dalam penguasaan dan pengembangan ilmu penetahuan. Ilmu pengetahuan yang
didapat dari pendidikan Islam terikat oleh nilai-nilai akhlak .
Keempat, penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, hanyalah untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum. Kelima,
penyesuaian terhadap perkembangan anak. Sejak
awal perkembangan Islam, pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai umur,
kemampuan, perkembangan jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha dan proses
pendidikan haruslah memperhatikan faktor pertumbuhan anak. Ali bin Abi Thalib
sebagaimana dikutif Fazhur Rahman berkata : Heart of people have
desires and aptitudes; sometimes they are ready to listen and others time are
not. Enter to people's hearts through their aptitudes. Talk to them when they
ready to listen. For the condition of heart is such that you force to do
something, then it becomes blind (and refuses to accept it (Hati orang memiliki keinginan dan bakat, kadang-kadang mereka siap untuk mendengarkan dan waktu yang lain tidak. Enter untuk hati rakyat melalui bakat
mereka. Berbicara dengan mereka ketika mereka siap untuk mendengarkan. Untuk kondisi hati adalah
sedemikian rupa sehingga memaksa Anda untuk melakukan sesuatu, maka itu menjadi buta (dan menolak untuk menerimanya). Keenam, pengembangan kepribadian. Bakat
alami dan keampuan pribadi tiap-tiap anak didik diberikan kesempatan berkembang
sehingga bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Setiap murid dipandang sebagai
amanah Tuhan, dan seluruh kemampuan fisik dan mental adalah anugerah Tuhan.
Perkembangan kepribadian itu berkaitan dengan seluruh nilai sistem Islam,
sehingga setiap anak dapat diarahan untuk mencapai tujuan Islam.
Ketujuh, penekaanan pada amal saleh dan tanggung
jawab. Setiap anak didik diberi semangat dan dorongan untuk mengamalkan ilmu
pengetahuan sehingga benar-benar bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat
secara keseluruhan. Amal shaleh dan tanggung jawab itulah yang menghantarkannya
kelak kepada kebahagiaan di kemudian hari kelak.
إذا مات
الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث : صدفة جارية أو عمل ينتفع به وولد صالح يدعوله
Dengan karakteristik-karakteristik pendidikan
tersebut tampak jelas keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan
lainnya. Karena, pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan
nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
konsep dasar tentang pendidikan Islam?
2.
Apa
saja tujuan dari ilmu pendidikan Islam?
3.
Apa
yang dimaksud dengan pendidikan Barat dan dari mana asalnya?
4.
Apa
saja konsep yang dipegang barat tentang pendidikan?
5.
Apa
saja tujuan dari pendidikan Barat?
C.
Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini agar para mahasiswa dapatmemahami
pengertian dan konsep dari pendidikan Islam dan pendidikan Baratserta asal usul
dan tujuan dari pendidikan Barat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pendidikan Islam
Pembicaraan tentang konsep
dasar pendidikan Islam ini mencakup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim,
ta’dib, dan pendidikan Islam.[1]
1.
Pengertian Tarbiyah
Abdurrahman
An-Nahlawi
mengemukakan bahwa menurut Kamus Bahasa Arab, lafal At-Tarbiyah
berasal dari tiga kata.[2] Pertama , raba-yarbu
yang berarti bertambah dan bertumbuh. Makna ini dapat dilihat
dalam firman Allah :
وما
ءاتيتم من ربا ليربوا في أموال الناس فلا يربوا عند الله
Artinya: Dan
suatu riba (tambahan) yang kalian berikan agar dia menambah pada harta manusia
,maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.(QS.Ar-Rum:39).
Kedua, rabiya-yarba
dengan wazan (bentuk) khafiya-yakhfa, yang berarti menjadi
besar . Atas dasar makna inilah
Ibnu AI-Arabi mengatakan :
فمن
يك سائلا عني فإني بمكة منزلي وبها ربيت
Artinya: Jika
orang bertanya tentang diriku, maka Mekkah
adalah tempat tinggalku dan di situlah aku dibesarkan .
Ketiga, rabba-yarubbu
dengan wazan (bentuk) madda-yamuddu yang berarti memperbaiki,
menguasai urusan, menuntun, menjaga ,dan memelihara.
Makna ini antara lain ditunjukkan oleh perkataan Hasan bin Tsabit , sebagaimana
yang dituld oleh Ibnu Al-Manzhur dalam Lisan Al-Arab :
ولانت
أحسن إذ بذرت لنا يوم
الخروج بساحة القصر
من
ذرية بيضاء صافية مما
تربب جائرة البحر
Artinya: Sesungguhnya
ketika engkau tampak pada hari ke luar di halaman istana,engkau lebih baik dari
pada sebutir mutiara putih bersih yang
dipelihara oleh kumpulan air di laut .[3]
Dari ketiga asal kata di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri dari empat unsur, yaitu :
a) Menjaga
dan memelihara fitrah anak menjelang baligh.
b) Mengembangkan
seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
c) Mengarahkan
deluruh fitrah dan potensi anak menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang
layak baginya.
- Pengertian Ta’lim
At-ta’lim merupakan bagian kecil dari
At-Tarbiyah
Al-Aqliyah
yang bertujuan memperoleh pengetahuan dan keahlian berfikir ,yang sifatnya
mengacu pada domain kognitif . Hal ini dapat dipahami dari pemakaian kata ‘allama’
dikaitkan dengan kata ‘aradha’ yang mengimplikasikan bahwa proses
pengajaran adam tersebut pada akhirnya diakhiri dengan tahap evaluasi. Konotasi
konteks kalimat itu mengacu pada evaluasi domain kognitif ,yaitu
penyebutan nama-nama benda yang diajarkan ,belum pada tingkat domain yang lain
.Hal ini memberi isyarat bahwa dibanding dengan At-Tarbiyah.
- Pengertian Ta’dib
Muhammad Nadi Al-Badri, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis
mengemukakan ,pada zaman klasik, orang hanya mengenal kata ta’dib untuk
menunjukkan kegiatan pendidikan. Pengertian seperti ini terus terpakai sepanjang
masa kejayaan Islam , hingga semua ilmu pengetahuan yang dihasilakan oleh akal
manusia pada masa itu disebut Adab, dan seorang pendidik pada masa itu
disebut Mu’adib.
Ta’dib adalah pengenalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang
tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan
dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaanya .(Al-Attas :60).
Pengertian ini berdasarkan Hadist Nabi :
أدبني
ربي فاحسن تأديبي
- Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah proses tranformasi
dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik
melalui penumbuhan dan penyempurnaan hidup dalam segala
aspeknya . Pengertian tersebut mempunyai
lima prinsip pokok, yaitu :
a) Proses
tranformasi dan internalisasi
b) Ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai.
c) Pada
diri anak didik
d) \Melalui penumbuhan
dan pengembangan potensi fitrahnya .
e) Guna
mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya .
Dari keterangan-keterngan di atas sudah mulai terlihat
perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat dalam konsep dasar pendidikannya .
B. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan
kamil yang memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan
tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan,dan pewaris nabi. Tujuan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut .
a) Terbentuknya
“insan kamil” .
b) Terciptanya
insan kaffah .
c) Penyadaran
fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta pewaris Nabi.
C. Pengertian Pendidikan
Barat dan Asalnya
1. Pengertian
dan asal.
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari
pandangan hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas
nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas dari
nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib Al-Attas, ilmu dalam
peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun
dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis
yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk
rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang
diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang
yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.
Masih menurut Al-Attas, ada lima faktor yang
menjiwai budaya dan peradaban Barat, yaitu: Pertama, menggunakan akal untuk membimbing
kehidupan manusia; Kedua,
bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran; Ketiga,
menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular;Empat,
menggunakan doktrin humanism. Kelima, menjadikan drama dan tragedi sebagai
unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan.
Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola
pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat. Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk dari acuan
pemikiran falsafah mereka yang dituangkan dalam pemikiran yang bercirikan materialisme,
idealisme, sekularisme, dan rasionalisme. Pemikiran ini
mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu sendiri. René Descartes
misalnya, tokoh filsafat Barat asal Perancis ini menjadikan rasio sebagai
kriteria satu-satunya dalam mengukur kebenaran. Selain itu para filosof lainnya
seperti John Locke, Immanuel Kant, Martin Heidegger, Emillio Betti, Hans-Georg
Gadammer, dan lainnya juga menekankan rasio dan panca indera sebagai sumber
ilmu mereka, sehingga melahirkan berbagai macam faham dan pemikiran seperti empirisme,
humanisme, kapitalisme, eksistensialisme, relatifisme,
atheisme, dan lainnya, yang ikut mempengaruhi berbagai disiplin
keilmuan, seperti dalam filsafat, sains, sosiologi, psikologi, politik,
ekonomi, dan lainnya .
D. Konsep pendidikan Barat
Ada 4 konsep yang dipegang oleh prespektif Barat.
Mulai dari Sekuler, Liberal, Pragmatis, dan Materialis. Dari 4 konsep ini, dapat diartikan bahwa konsep
pendidikan prespektif Barat sangat berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
1.
Sekuler (memisahkan antara ilmu dengan agama). Maksudnya, pendidikan Barat lebih mementingkan ilmu
daripada agama yang didapat dari ilmu itu. mereka hanya mementingkan jasmani
dan tidak memikirkan akan rohani.
2.
Liberal (bebas). Maksudnya, pendidikan Barat itu bebas melakukan segala hal yang di
suka, tetapi tetap mengarah akan ilmu yang dipelajarinya itu.
3.
Pragmatis (Praktis atau bersifat sementara). Mereka menganggap bahwa ilmu itu dipelajari agar
seseorang dapat menggapai cita-citanya. Mereka hanya fokus akan satu titik
berat yang dituju oleh pemikirannya. Proses penggapaian cita-cita itulah yang
membuat seseorang menjadi lebih terstruktur untuk menggapainya secara maksimal.
Mereka tidak mempelajari akan hal-hal yang seharusnya mereka pelajari
disekitarnya seperti pendidikan sosial dan sebagainya.
4.
Materialis
(Sebatas
"materi" saja). Jadi, pendidikan itu
hanyalah sebatas materi. Mereka tak memikirkan kedepan akan apa yang mereka
sedang pelajari itu. Mereka hanya tertuju pada satu tujuan yaitu hasil nilai
pelajaran yang baik.
E. Tujuan
Pendidikan Islam
Ilmu yang dikembangkan dalam
pendidikan Barat dibentuk dari acuan pemikiran falsafah mereka yang dituangkan
dalam pemikiran yang bercirikan materialisme, idealisme, sekularisme, dan
rasionalisme. Pemikiran ini mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu
sendiri. René Descartes misalnya, tokoh filsafat Barat asal Prancis ini
menjadikan rasio sebagai kriteria satu-satunya dalam mengukur kebenaran. Kebanyakan
dari tujuan pendidikan barat mengacu kepada unsur materialisme sehingga banyak
yang beranggapan bahwa hidup hanyalah untuk mencari kesenangan saja atau
belajar hanya untuk bekerja ,hal itu di sebabkan oleh para pemikir barat yang
hanya bersandar pada rasionalisme saja.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan metodologi
Barat dan Islam dari
sudut keilmuan terletak pada peletakan status
ontologi dan epistimologi pengetahuan. Kalau Barat akhirnya cenderung
menolak status ontologis objek-objek metafisika dan lebih memusatkanperhatiannya
pada objek-objek fisik (positivistik), epistimologi Islam masih mempertahankan
statusontologis yang tidak hanya objek-objek fisika, tetapi juga objek-objek
metafisika. Perbedaan carapandang serta keyakinan terhadap status ontologis ini
telah menimbukan perbedaan yang cukupsignifikan di antara kedua sistem epistimologi
tersebut dalam masalah-masalah yang menyangkutsoal klasifikasi ilmu dan
metode-metode ilmiah.
Perbedaan pada sisi lain, seperti dari sudut pendidikan ternyata
Barat melihat anak didik sebagai manusia yang merdeka dan
memiliki kebebasan dan sementara Islam memandangmanusiasebagai makhluk Tuhan
dan sosial yang memiliki potensi sesuai dengan fitrahnya. Akan tetapi, Baratlebih mengedepankan akal dengan
mengenyamping kalbu. Artinya ilmu pengetahuan hanyamerupakan teori-teori
inderawi yang dapat diamati, diteliti serta dibuktikan saja. Oleh karena
itu,tugas utama sebuah epistimologi adalah menunjukkan bagaimana ilmu itu
mungkin secara filosofis.
Dan, merupakan tugas filsafat ilmu pengetahuan untuk menuntun
bahwa pengetahuan itu mungkinsecara filosofis. Untuk islamisasi ilmu
pengetahuan dan pendidikan sangat perlu kembalimengintegrasikan antara al-kitab,
al-huda, dan al-‘ilma atau agama-etika-teknologi, sebagai
yangtelah dilakukan para ilmuan muslim pada abad pertengahan.
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan
blogspot.com
Tafsir, Ahmad. 2010. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Umar,Bukhari. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam.Jakarta..Amzah.
[1] http://pengertianpendidikanislam.blogspot.com/
[2] Hans Wehr, A
Dictionary of modern written Arabic, Op cit., hlm. 636
[3] Abdul Mujid dan Jusuf
Mudzhakir, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-1, hlm 20
[4] Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT Hidakrya Agung,
tp. Th.), hlm. 481
[5] Ibid1.,hlm. 108
Tidak ada komentar:
Posting Komentar