Kamis, 17 April 2014

LANDASAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING



LANDASAN DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Titin Nurhidayati, S. Pd. M. Pd.
Oleh:
FITRI ATI NINGSIH
JEFRI IRAWAN SUSIANTO
M. ROFIK

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl. Doktren No. 26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik 2013-2014
DAFTAR ISI

DAFTAR   ISI
BAB I  PENDAHULUAN ............................................................................. 1
            A. Latar Belakang ............................................................................... 1
            B. Rumusan Masalah ...........................................................................  1
            C. Tujuan .............................................................................................  1
 BAB II  POKOK BAHASAN ...................................................................... 2
            A. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling....................................... 2
            B. Landasan Bimbingan dan Konseling............................................... 4
BAB III  KESIMPULAN ..............................................................................  8
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  9




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling  di sekolah ada beberapa prinsip yang perlu kita perhatikan. Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Maknanya apabila bimbingan dan konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut berarti bukan merupakan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya. [1]
Bimbingan dan konseling mrupakan layanan kemanusiaan. Pelaksanaannya selain harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu juga harus mengacu pada kepada landasan bimbingan dan konseling itu sendiri. [2]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
2.      Apa saja landasan bimbingan dan konseling?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
2.      Untuk mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.
Prinsip berasal dari kata “prinsipra” yang artinya permulaan dengan cara tertentu yang melahirkan  hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung pada pemula itu. Prinsip ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah dan dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.[3]
Arifin dan Eti Katika Wati dalam Tohirin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
1.      Prinsip-prinsip Umum
a.       Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.
b.      Bimbingan diarahkan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan mampu menghadapi kesulita-kesulitan dalam kehidupannya.
c.       Pemberian bantuan sesuai dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d.      Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku induvidu.
e.       Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
f.          Uapaya pemberian bimbingan dan konseling harus fleksibel.
g.      Progaram bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan di sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
h.      Implementasi bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang mememiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling.
i.        Untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan  berkesinambungan.
  1. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu siswa
a.       Pelayanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada seluruh siswa.
b.      Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
c.       Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa,
d.      Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah maupun madrasah harus  memenuhi kebutuhan siswa yang bersangkutan beragam dan luas
e.       Keputusan akhir dalam bimbingan dan konseling dibentuk oleh siswa yang sendiri.
f.       Individu atau siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara beransur-ansur menolong dirinya.
  1. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing
Adapun perinsip-prinsip khusus bimbingan dan konseling yang berhubugan dengan pembimbing dan konseling adalah:
a.       Pembimbing atau konselor  harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing.
b.      Pembimbing atau konselor  di sekolah atau madrasah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
c.       Sebagai tuntutan profesi pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembngkan diri dan melalui berbaga kegiatan.
d.      Pembimbing atau konselor harus hendaknya selalu menggunakan berbagi informasi yang tersedia tentang individu atau siswa.
e.       Pembimbing atau konselor harus menghormati menjaga informasi tentang individu atau siswa yang dibimbingnya.
f.       Pembimbing atau konselor dalam melaksanakan tugas hendaknya mempergunakan berbagai metode dan teknik.
  1. Prinsip Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a.       Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b.      Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus ada dikartu pribadi bagi setiap siswa.
c.       Program bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah dan madrasah yang bersangkutan.
d.      Harus ada pembagian waktu antara pembimbing.
e.       Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu dan kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan.
f.       Dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah harus berkerjasama dari berbagai pihak.
g.      Kepala sekolah merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah

B.     Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya bagi konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari bimbingan dan konseling yaitu:
1.      Landasan Filosofi
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, estis maupun etis
Pemikiran yang paling mendalam, luas, tinggi dan tuntas mengarah kepada kefahaman tentang hakikat sesuatu. Sesuatu yang dipikirkan itu dikupas, diteliti, dikaji dan selurus lurusnya dan setajam tajamnya sehingga diperoleh kefahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan keadaan sesuatu itu. Hasil pikiran yang menyeluruh itu selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang dimaksudkan itu. Pikiran filosofis juga mencapkup segi estetika, etika, logika, maka tindakan yang berlandasan kefahaman filosofis itu akan dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan etis, serta dapat memenuhi tuntutan estetika.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Pikiran dan kefahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi konselor pada khususnya. Pikiran dan kefahaman filosofis memunkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuannya (belkin,1975).
Ada beberapa pemiikiran yang terkait dalam pelayanan bimbingan dan konseling, di antaranya hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan. Dalam hakikat manusia dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tuhan, manusia adalah makhluk yang tertinggi  dan termulia derajatnya dan paling indah diantara makhluk ciptaan tuhan, keberadaan manusia dilengkapi dengan dimensi kamusiaan yaitu dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan. Dalam kehidupan ini sebagai tujuan dan tugas kehidupan manusia mencangkup tugas kehidupan spiritual, tugas pengaturan diri, tugas bekerja, tugas persahabatan dan tugas cinta( saling mengasihi).
2.      Landasan psikologi
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan kefahaman tentang tingkah laku individu yang menjadikan sasaran layanan. Hal yang sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah yang di hadapinya atau ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya tingkah laku adalah gerak hidup  individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan, sangkut paut dan isi tertentu.
Lagi pula tingkah laku itu berlangsung dalam kaitannya  dengan lingkungan tertentu yang memngandung di dalam unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai, tentang motiv dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan, kepribadian.
Perlu dipahami bahwa atribut psikologi diantaranya kecerdasan, gaya kognitif dan motivasi, yang dan menentukan seseorang menjadi kreativitas, terwujud dalam tingkah laku seseorang.
3.      Landasan sosial-budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang memperngaruhi terhadap perilaku individu.
Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, politik, ekonomi, industri dan sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran, dan sebagainya, merupakan beberapa diantara masalah-masalah yang sering terjadi sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu pula pertambahan penduduk yang kian meningkat telah menambah kompleksnya masalah yang dihadapi.
Keadaan seperti di atas berpengaruh pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahan-perubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah disinggung di atas, perubahan dan perkembangan zaman modern menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya itu.
4.      Landasan pengetahuan dan teknologi
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan bimbingan dan konseling disususn secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan ilmiah lannya. [4]









                                              BAB III
KESIMPULAN

Arifin dan Eti Katika Wati dalam Tohirin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Perinsip secara umum:
1.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu siswa
2.      Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing
3.      Prinsip Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Pelayanan
Terdapat empat aspek yang mendasari bimbingan dan konseling diantaranya yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya dan landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
 


















DAFTAR PUSTAKA

Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta.
W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : PT Grasindo.
Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Remaja Rosdakarya


[1] Syamsul Yusuf, A. Juntika Narihsan, 2006, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarnya, hal. 106
[2] Prayitno. Erman Amti, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,, Hal. 170
[3] Ibid.
[4] Ibid. Hal. 172

Tidak ada komentar:

Posting Komentar