LANDASAN
DALAM
BIMBINGAN
DAN KONSELING
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan
Konseling
Dosen Pengampu: Titin Nurhidayati, S. Pd. M. Pd.
Oleh:
FITRI
ATI NINGSIH
JEFRI
IRAWAN SUSIANTO
M.
ROFIK
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl.
Doktren No. 26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik
2013-2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1
BAB II POKOK BAHASAN ...................................................................... 2
A. Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling....................................... 2
B. Landasan Bimbingan dan Konseling............................................... 4
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling di sekolah ada beberapa
prinsip yang perlu kita perhatikan. Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Maknanya apabila bimbingan dan
konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut berarti
bukan merupakan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya. [1]
Bimbingan dan konseling mrupakan
layanan kemanusiaan. Pelaksanaannya selain harus berlandaskan pada
prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu juga harus mengacu pada kepada landasan
bimbingan dan konseling itu sendiri. [2]
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling?
2.
Apa saja landasan bimbingan dan
konseling?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling
2.
Untuk mengetahui landasan-landasan
bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Bimbingan dan
Konseling.
Prinsip berasal dari kata “prinsipra” yang artinya permulaan dengan
cara tertentu yang melahirkan hal-hal
lain, yang keberadaannya tergantung pada pemula itu. Prinsip ini merupakan
hasil perpaduan antara kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah dan
dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Prinsip
bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan
pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.[3]
Arifin dan Eti Katika Wati dalam
Tohirin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
1.
Prinsip-prinsip Umum
a.
Bimbingan harus berpusat pada
individu yang dibimbingnya.
b.
Bimbingan diarahkan kepada
memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan
mampu menghadapi kesulita-kesulitan dalam kehidupannya.
c.
Pemberian bantuan sesuai dengan
kebutuhan individu yang dibimbing.
d.
Bimbingan berkenaan dengan sikap dan
tingkah laku induvidu.
e.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling
dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
f.
Uapaya pemberian bimbingan dan
konseling harus fleksibel.
g.
Progaram bimbingan dan konseling
harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan di sekolah atau madrasah yang
bersangkutan.
h.
Implementasi bimbingan dan konseling
harus dipimpin oleh orang yang mememiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan
konseling.
i.
Untuk mengetahui hasil-hasil yang
diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan berkesinambungan.
- Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu siswa
a.
Pelayanan bimbingan dan konseling
harus diberikan kepada seluruh siswa.
b.
Harus ada kriteria untuk mengatur
prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
c.
Program pemberian bimbingan dan
konseling harus berpusat pada siswa,
d.
Pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah maupun madrasah harus memenuhi kebutuhan
siswa yang bersangkutan beragam dan luas
e.
Keputusan akhir dalam bimbingan dan
konseling dibentuk oleh siswa yang sendiri.
f.
Individu atau siswa yang telah
memperoleh bimbingan, harus secara beransur-ansur menolong dirinya.
- Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing
Adapun perinsip-prinsip khusus
bimbingan dan konseling yang berhubugan dengan pembimbing dan konseling adalah:
a.
Pembimbing atau konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
b.
Pembimbing atau konselor di sekolah atau madrasah dipilih atas dasar
kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
c.
Sebagai tuntutan profesi pembimbing
atau konselor harus senantiasa berusaha mengembngkan diri dan melalui berbaga
kegiatan.
d.
Pembimbing atau konselor harus hendaknya
selalu menggunakan berbagi informasi yang tersedia tentang individu atau siswa.
e.
Pembimbing atau konselor harus
menghormati menjaga informasi tentang individu atau siswa yang dibimbingnya.
f.
Pembimbing atau konselor dalam
melaksanakan tugas hendaknya mempergunakan berbagai metode dan teknik.
- Prinsip Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a.
Bimbingan dan konseling harus
dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling
harus ada dikartu pribadi bagi setiap siswa.
c.
Program bimbingan dan konseling
harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah dan madrasah yang bersangkutan.
d.
Harus ada pembagian waktu antara
pembimbing.
e.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan
dalam situasi individu dan kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan.
f.
Dalam melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah harus berkerjasama dari berbagai
pihak.
g.
Kepala sekolah merupakan penanggung
jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah
B. Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan bimbingan dan konseling
pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan khususnya bagi konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Secara umum terdapat
empat aspek pokok yang mendasari bimbingan dan konseling yaitu:
1.
Landasan Filosofi
Landasan filosofis merupakan
landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor
dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, estis
maupun etis
Pemikiran
yang paling mendalam, luas, tinggi dan tuntas mengarah kepada kefahaman tentang
hakikat sesuatu. Sesuatu yang dipikirkan itu dikupas, diteliti, dikaji dan
selurus lurusnya dan setajam tajamnya sehingga diperoleh kefahaman menyeluruh
tentang hakikat keberadaan dan keadaan sesuatu itu. Hasil pikiran yang
menyeluruh itu selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan
dengan sesuatu yang dimaksudkan itu. Pikiran filosofis juga mencapkup segi
estetika, etika, logika, maka tindakan yang berlandasan kefahaman filosofis itu
akan dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan etis, serta dapat memenuhi
tuntutan estetika.
Pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang
semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan
pikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan pelayanan
bimbingan dan konseling. Pikiran dan kefahaman filosofis menjadi alat yang
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi
konselor pada khususnya. Pikiran dan kefahaman filosofis memunkinkan konselor
menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif
dalam penerapan upaya pemberian bantuannya (belkin,1975).
Ada
beberapa pemiikiran yang terkait dalam pelayanan bimbingan dan konseling, di
antaranya hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan. Dalam hakikat manusia
dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tuhan, manusia adalah makhluk
yang tertinggi dan termulia derajatnya dan paling indah diantara makhluk
ciptaan tuhan, keberadaan manusia dilengkapi dengan dimensi kamusiaan yaitu
dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan. Dalam kehidupan
ini sebagai tujuan dan tugas kehidupan manusia mencangkup tugas kehidupan
spiritual, tugas pengaturan diri, tugas bekerja, tugas persahabatan dan tugas
cinta( saling mengasihi).
2.
Landasan psikologi
Landasan psikologis merupakan
landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku
individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Psikologis merupakan kajian tentang
tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling
berarti memberikan kefahaman tentang tingkah laku individu yang menjadikan
sasaran layanan. Hal yang sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan
konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien perlu diubah atau
dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah yang di hadapinya atau ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya tingkah laku adalah gerak hidup
individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Tingkah laku individu
tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar
depan, sangkut paut dan isi tertentu.
Lagi pula tingkah laku itu
berlangsung dalam kaitannya dengan lingkungan tertentu yang memngandung
di dalam unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Untuk keperluan
bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu
dikuasai, tentang motiv dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan,
perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan, kepribadian.
Perlu dipahami bahwa atribut
psikologi diantaranya kecerdasan, gaya kognitif dan motivasi, yang dan
menentukan seseorang menjadi kreativitas, terwujud dalam tingkah laku
seseorang.
3.
Landasan sosial-budaya
Landasan sosial-budaya merupakan
landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang memperngaruhi terhadap
perilaku individu.
Perkembangan zaman banyak
menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam
masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial,
politik, ekonomi, industri dan sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan
kerja, masalah hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran, dan
sebagainya, merupakan beberapa diantara masalah-masalah yang sering terjadi
sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu pula pertambahan
penduduk yang kian meningkat telah menambah kompleksnya masalah yang dihadapi.
Keadaan seperti di atas berpengaruh
pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan
perubahan-perubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah disinggung di atas,
perubahan dan perkembangan zaman modern menimbulkan berbagai masalah yang
menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis
dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu,
dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi
berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan,
masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial,
masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah-masalah pribadi. Dapat
dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya itu.
4.
Landasan pengetahuan dan teknologi
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik
menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan bimbingan dan konseling
disususn secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode
seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory
atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan
penelitian, buku teks dan tulisan ilmiah lannya. [4]
BAB
III
KESIMPULAN
Arifin dan
Eti Katika Wati dalam Tohirin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling. Perinsip secara umum:
1.
Prinsip-prinsip khusus yang
berhubungan dengan individu siswa
2.
Prinsip-prinsip yang berhubungan
dengan pembimbing
3.
Prinsip Berhubungan dengan
Organisasi dan Administrasi Pelayanan
Terdapat empat aspek yang mendasari bimbingan dan
konseling diantaranya yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, landasan
sosial-budaya dan landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Amti, Erman, 2004,
Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta.
W.S, Winkel, 1991, Bimbingan
dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : PT Grasindo.
Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A.
Juntika, 2006, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Remaja
Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar