Kamis, 17 April 2014

PERAWATAN JENAZAH (MENYALATI DAN MENGUBURKAN)



PERAWATAN JENAZAH
(Menyalati dan Menguburkan)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Praktek

Dosen Pengampu: Sri Lumatus Sa’adah, S. HI
Oleh:
M. SHOBIRIN UMAR
SAIBAN ABAS

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl. Doktren No. 26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik 2013 / 2014

DAFTAR ISI

DAFTAR   ISI
BAB I  PENDAHULUAN ................................................................................................  1
A. Latar Belakang ..................................................................................................  1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................  1
C. Tujuan ................................................................................................................  1
BAB II  POKOK BAHASAN ..........................................................................................  2
A. Hukum Shalat Jenazah....................................................................................... 2
B. Orang-orang yang tidak Dishalatkan Jenazahnya............................................... 2
C. Cara menyalatkan Jenazah .................................................................................  3
D. Cara Menguburkan Jenazah ...............................................................................  6
BAB III  KESIMPULAN .................................................................................................  7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................  8



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, banyak manusia yang tertipu oleh daya tarik dunia ini yang sesungguhnya dunia ini hanya tempat persinggahan kita yang sementara sedangkan tempat kita yang abadi dan kekal adalah di akhirat kelak. Banyak orang yang tidak percaya akan adanya akhirat sehingga menyepelekan masalah yang satu ini, ada pula yang dikarenakan perkembangan zaman hingga banyak orang melupakan akan akhirat sehingga kondisi seperti ini akan terjadi terus menerus dan turun menurun yang mengakibatkan rusaknya akidah-akidah Islam yang tidak lain yang merusaknya adalah orang Islam itu sendiri. Lain juga akan banyak generasi muda yang sebenarnya orang Islam tetapi tidak tahu bagaimana caranya mengurus jenazah. Bahkan ada yang tidak tahu bagaimana caranya sholat dan mengaj. Permasalahan seperti diatas harus ditanggulangi sedalam mungkin dan mendapat perhatian khusus dari keluarga dan masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hukum sholat jenazah?
2.      Siapa sajakah orang-orang yang tidak disholatkan jenazahnya?
3.      agaimana cara menyolatkan jenazah ?
4.      Bagaimana cara menguburkan jenazah?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui hukum sholat jenazah.
2.      Mengetahui orang-orang yang tidak dishalatkan jenazahnya.
3.      Mengetahui cara menyalatkan jenazah.
4.      Mengetahui cara menguburkan jenazah




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Hukum Shalat Jenazah
Diantara hal-hal yang disepakati para fuqaha, ialah bahwa shalat jenazah itu, fardu kifayah, berdasarkan kepada Perintah Rasul SAW, dan kepada sunnah yang terus menerus dilaksanakan umat disyaratkan untuk shalat jenazah, syarat-syarat yang difardhukan untuk shalat fardhu; yaitu suci dari hadas besar dan kecil, menghadap kiblat dan menutup aurat. Menurut ulama Hanajiyah dan As Syafi’iyah, kita dibolehkan mengerjakan shalat jenazah disembarang waktu, walaupun diwaktu yang dimakruhkan. Sedangkan menurut Ahmad dan Ibnul Mubarak memakruhkan kita mengerjakan shalat jenazah di waktu sedang terbit matahari sedang rembang dan sedang terbenam.[1]
Shalat jenazah mempunyai beberapa rukun yang menjadi dasar hakikatnya. Apabila salah satu rukun itu ditinggalkan, tidaklah shalat itu dipandang shalat yang sah.[2]

B.     Orang-orang yang tidak dishalatkan jenazahnya
Bahwa orang yang mati syahid dalam perang pada jalan Allah SWT, tidak dilakukan shalat jenazah atasnya tetapi harus dikuburkan dengan darah-darah dan lumuran-lumuran yang ada pada tubuhnya. Orang yang tidak dishalatkan jenazahnya dari orang-orang islam ialah para syahid. Banyak hadis yang menegaskan demikian. Ada hadis yang shahih yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menyolati untuk para syahid. Menurut ‘Uqbah Ibn Amir, Nabi SAW, bershalat jenazah atas orang-orang yang syahid yang dikuburkan di Uhud sesudah berlalu delapan tahun.
Mengenai orang yang luka dalam peperangan, kemudian meninggal (umpamanya di dalam rumah sakit), maka jenazahnya dimandikan dan dishalatkan, walaupun kita pandang syahid, karena Nabi Muhammad SAW, memandikan dan menshalatkan jenazah Sa’ad Ibn Muadz yang meninggal sesudah beberapa hari beliau terluka. Tetapi kalau hidup dalam keadaan kurang jelas, walaupun masih dapat berbicara, maka hukumnya disamakan dengan orang yang mati dalam pertempuran.[3]

C.    Cara Menyolatkan Jenazah
Apabila jenazah sudah dimandikan dan dikafani, hendaknya segera disalatkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan salat jenazah adalah syarat, rukun, dan cara salat jenazah.
1.      Syarat Salat Jenazah
Syarat salat jenazah adalah sebagai berikut.
a)      Semua yang menjadi syarat salat fardu, menjadi syarat salat jenazah, misalnya menutup aurat, suci badan dan pakaian, serta menghadap kiblat.
b)      Mayat harus sudah dimandikan dan dikafani.
c)      Letak jenazah di sebelah kiblat orang-orang yang menyalatkan, kecuali jika salat di atas kubur atau salat gaib.[4]
2.      Rukun Salat Jenazah
a)      Niat salat jenazah;
b)      Takbir empat kali;
c)      Membaca Surah Al-Fatihah setelah Takbirotul Ihram;
d)     Membaca salawat Nabi sesudah takbir kedua;
e)      Mendoakan jenazah, sesudah takbir ketiga dan keempat;
f)       Mengucapkan salam.[5]
3.      Cara Mengerjakan Salat Jenazah
Cara mengerjakan salat jenazah adalah sebagai berikut,
a)      Sebelum mengerjakan salat jenazah, kita hendaklah mengambil air wudu, sebagaimana mengerjakan salat fardu.
b)      Setelah berdiri tegak, kita mengucapkan takbir yang pertama sambil mengangkat tangan diiringi niat salat jenazah.
c)      Setelah membaca takbir, kita membaca Surah Al-Fatihah.
d)     Setelah membaca Surah Al-Fatihah, kita membaca takbir kedua (Allahu Akbar)
e)      Setelah membaca takbir kedua, kita membaca salawat Nabi berikut ini.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA-DlWWrJaPoEnCUntvOQHlSks13OeYv7ibqC478_EmYl8n_DdJa27JJNnxSl3hNIkeNkIm8K0KjZWc5L7PAd7eawaEMOdQRiXnTF8_IfPYSM29htekI9FcHe3SXzP8YN7eSewHzkMiX8/s320/scan0004.jpg



Artinya: Ya Allah berilah selawat atas Nabi Muhammad.
Bacaan shalawat yang lebih utama adalah sebagai berikut.            
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLJHNoIFFslNPiHOA0e_UXV8W_q0oOngGkgE4UXyWTI9RdHKk3_d2szNLfEw8BwH-AL7A2SMW4cuYt77dq0yqTGXJS2JHgo1BtMutexwxjE7jv1F4V7wrEyTOyVBrJNhm3bkWcF3-THOA/s320/scan0005.jpg
f)       Setelah membaca salawat Nabi, kita membaca takbir ketiga (Allahu Akbar).
g)      Setelah membaca takbir ketiga, kita membaca doa. Dan doa untuk mayat laki-laki adalah sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht50eeQhVJU4FxwDXUv5vImRzvRTZb7CiRpR9ng1f-PYTIndCL-pzHb-P8Q_LzDLyFkW7AC_jqTqjwDHEZUDJZ8e1FJeZE1FdgF84PyxgKfLeco_QusWKUFcmqtIz85l4hkzY2olDo6NE/s320/scan0006.jpg
Artinya: Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia, dan maafkanlah dia.
Doa yang lebih utama sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlJaykwIMQ_i5FoKIldXPkA1hDpvnx6XwERMGrEFmEGFhZvZipEfaJL4W1E2RwIESTCpwbpRpdSHoPbJt1qJlxTSipnllSgnxrRvFA2WENMv0vapzMYyKymcn_jQoLFZI5QVa2uh8P14I/s320/scan0007.jpg
Artinya: Ya Allah ampuni dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia, dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air es dan embun dan bersihkanlah kesalahannya, sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih bagus, dan keluarganya dengan keluarga yang lebih bagus, dan jodohnya dengan jodoh yang lebih bagus dan jauhkanlah (jagalah) dari siksa kubur dan api neraka.
Doa untuk mayat perempuan adalah sebagai berikut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit-jqHQboH6leMECvhehCe_xr43qrQG1La79ZZW2fDGFCtfbfWYdYebj4gSYUfXwuplLXL_RyaGhLKes1pYzaKakvXR3fOnetB15jWiayUGh8AqcSZc7I83KknFWPIq9ES1YO8n6p2lbc/s320/scan0009.jpg

Artinya sama dengan doa untuk jenazah laki-laki.
Adapun doa untuk anak – anak adalah sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnfZzcANjQdpN3cB9M1Q9lpWtek_UDmClHrHcPivTrPUPj3nwiknnz9agG5fx3GIx1MGJUdeXWUs9K9XVlwiafsswMtN4b-u78c8yD4fxJQBGsMtxy4kPdx1fQd3NmTit0W64txiBoQbU/s320/scan0010.jpg
Artinya: Ya Allah, jadikanlah ia tabungan, simpanan pelajaran, dan teladan serta penolong untuk orang tuanya, dan dengannya beratkanlah timbangan orang tuanya dan tuangkan kesabaran yang baik di hati kaduanya, Dan janganlah menjadikan fitnah kedua orang tuanya sepeninggalnya dan janganlah Engkau (Tuhan) menghalangi pahala kedua orang tuanya.
h)      Setelah membaca doa untuk mayat, lalu kita membaca takbir keempat.
i)        Setelah membaca takbir keempat, kita membaca doa sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeEsBcb1w88pV-yO13f4EJzP2bjEU5DWOr2jGHgVWCBnSfIbb2lVrssz4UjJ8LeS6u9Ys6WjYKKC25RwFu5AcS8-2CCHBLAU5Hpr8XjNKYCztk_U7C4tTfYiRseqSnk7drSBFjxz5YDB8/s320/scan0011.jpgArtinya: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan (halang–halangi) kami akan pahalanya, jangan Engkau beri cobaan atau fitnah kami sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.
Doa yang lebih utama sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1bkEICaQss4XAAy_cM4bJILgLBQwNw5HlXLrdp9AP2CggH092u6t3DDhc2Ep67u7FSMkfsBAmBCEkn_kVC0OSDbv52bg30lF3j08TnYCg58rpoAldjMs905p62YNeQwUX0e18IL2EjGA/s320/scan0012.jpg
Artinya: Ya Allah, janganlah engkau haramkan (halang–halangi) kami akan pahalanya, jangan Engkau beri cobaan atau fitnah kami sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia, dan saudara–saudara kami yang telah beriman terlebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Allah Engkau Maha Penyantun dan Penyayang.
j)        Setelah selesai membaca doa, kita melakukan salam dangan menengok ke kanan dan ke kiri dengan ucapan berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibR5WPaJbjl7oXasqaRHh8gK31ojTt1NsIL3KyN_pUp61yKtUEFMK6Vil2OqWvjcUDgPlfzMqipBpVT0ihMosgWoaHD8vmHNspwWinWJl7RYiGd6xj3X-sySXUS8xnXpuIYNWgxwFEYuI/s320/scan0013.jpg
Artinya: Keselamatan, rahmat, dan berkah Allah semoga tetap pada kamu sekalian.[6]

D.    Cara Menguburkan Jenazah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah sebagai berikut.
1)      Jenazah segera dikuburkan.
2)      Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan kedalaman kira-kira setinggi orang ditambah setengah lengan dengan lebar kira-kira 1 meter.
3)      Liang lahat tidak bisa dibongkar oleh binatang buas. Maksud menguburkan jenazah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga kesehatan orang-orang di sekitar makam dari bau busuk.
4)      Mayat dipikul dari keempat penjuru.
5)      Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di dalam kubur, kita membaca doa berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTlzjpjKvIzp0UerUDnWmEUFuSupSwdt9Sv-pJ-ADmMwrbjCmdBcSK5As16584YVEtvBVql_yI34IqK9-q1inGPmMr65_gVoZ4ffJ_MLUZ8gWpUcUQ7kuxZK98K2ykieb6GqFSxIJWjTM/s320/scan0014.jpg
Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah. (H.R. at-Tirmizi: 967)[7]
6)      Lepaskan tali-tali pengikat, lalu tutup dengan papan, kayu, atau bambu, dan ditimbun sampai galian liang kubur menjadi rata.
7)      Mendoakan dan memohonkan ampun untuk jenazah.[8]
                              
BAB III
KESIMPULAN

Diantara hal-hal yang disepakati para fuqaha, ialah bahwa shalat jenazah itu, fardu kifayah, berdasarkan kepada Perintah Rasul SAW, dan kepada sunnah yang terus menerus dilaksanakan umat disyaratkan untuk shalat jenazah
Bahwa orang yang mati syahid dalam perang pada jalan Allah SWT, tidak dilakukan shalat jenazah atasnya tetapi harus dikuburkan dengan darah-darah dan lumuran-lumuran yang ada pada tubuhnya. Orang yang tidak dishalatkan jenazahnya dari orang-orang islam ialah para syahid
Cara mengerjakan salat jenazah adalah sebagai berikut: 1) Sebelum mengerjakan salat jenazah, kita hendaklah mengambil air wudu, sebagaimana mengerjakan salat fardu; 2) Setelah berdiri tegak, kita mengucapkan takbir yang pertama sambil mengangkat tangan diiringi niat salat jenazah; 3) Setelah membaca takbir, kita membaca Surah Al-Fatihah; 4) Setelah membaca Surah Al-Fatihah, kita membaca takbir kedua (Allahu Akbar); 5) Setelah membaca takbir kedua, kita membaca salawat Nabi; 6) Setelah membaca salawat Nabi, kita membaca takbir ketiga (Allahu Akbar); 7) Setelah membaca takbir ketiga, kita membaca doa; 8) Setelah membaca doa untuk mayat, lalu kita membaca takbir keempat; 9) Setelah membaca takbir keempat, kita membaca doa; 10) Setelah selesai membaca doa, kita melakukan salam dangan menengok ke kanan dan ke kiri
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah sebagai berikut. a) Jenazah segera dikuburkan; b) Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan kedalaman kira-kira setinggi orang ditambah setengah lengan dengan lebar kira-kira 1 meter; c) Liang lahat tidak bisa dibongkar oleh binatang buas; d) Mayat dipikul dari keempat penjuru; e) Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat; f) Lepaskan tali-tali pengikat, lalu tutup dengan papan, kayu, atau bambu, dan ditimbun sampai galian liang kubur menjadi rata; g) Mendoakan dan memohonkan ampun untuk jenazah.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Masyhur. 1998. Durrot Al Yatiimah. Jakarta: Daar Al hawi.
Ibnu Hajar Al Asqolany. 2003. Bulugul Marom. Beirut : Daar Al Kutub  Al-Ilmiyah.
Mohamad Rifa’i. 1998. Mutiara Fiqh Jilid I. Semarang : Wicaksana.
Musthofa .Dr. 1983.  Tadzhiib. Daar Al Fikri.
Sulaiman, Rasjid. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru.
Zein bin smith. 2003. Taqriiroot Sadiidah. Surabaya : Daar Al Uluum Al-Islamy.



[1] Ahmad, Masyhur. 1998. Durrot Al Yatiimah. Jakarta: Daar Al hawi, hal. 16-18              
[2] Musthofa .Dr. 1983.  Tadzhiib. Daar Al Fikri, hal. 108
[3] Ibnu Hajar Al Asqolany. 2003. Bulugul Marom. Beirut : Daar Al Kutub  Al-Ilmiyah, hal 112-113
[4] Zein bin smith. 2003. Taqriiroot Sadiidah. Surabaya : Daar Al Uluum Al-Islamy, hal. 118-119
[5] Ahmad, Masyhur. 1998. Durrot Al Yatiimah. Jakarta: Daar Al hawi, hal. 16-18                                    
[6] Mohamad Rifa’i. 1998. Mutiara Fiqh Jilid I. Semarang : Wicaksana, hal 21-24
[7] Musthofa .Dr. 1983.  Tadzhiib. Daar Al Fikri, hal. 108
[8] Sulaiman, Rasjid. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru, hal. 110-111



Tidak ada komentar:

Posting Komentar