MANAJEMEN
PENGELOLAAN KELAS
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Manajemen
Berbasis Sekolah
Dosen Pengampu: Muhammad
Haris, MA
Oleh:
SAIBAN
ABAS
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl. Doktren No.
26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik 2013/2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian Pengelolaan
Kelas..........................................................
3
B. Tujuan Pengelolaan
Kelas ............................................................... 4
C. Peran Guru dalam
Pengelolaan Kelas ............................................. 4
D. Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan Kelas ........................................ 6
E. Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ......................... 8
F. Penataan Ruang Kelas ..................................................................... 11
G. Masalah yang Timbul dalam Pengelolaan Kelas ............................. 11
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan
oleh penulis profesional dan oleh para pengajar adalah juga pengelolaan kelas.
Mengapa demikian? Jawabnya sederhama. Pengelolaan kelas merupakan masalah
tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk meciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai
tujuan pengajaran efisien dan menggunakan mereka dapat belajar. Dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih
tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari pengelolaan kelas?
2.
Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
3.
Bagaimana peran guru dalam strategi
pengelolaan kelas?
4.
Apa saja prinsip-prinsip dari pengelolaan
kelas ?
5.
Apa saja pendekatan-pendekatan
dalam pengelolaan kelas ?
6.
Bagaimana penataan ruang kelas?
7.
Apa yang menjadi masalah dalam
pengelolaan kelas ?
C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa
dapat:
1.
Memahami pengertian pengelolaan kelas
2.
Mengetahui tujuan dari pengelolaan
kelas
3.
Mengetahui peran guru dalam strategi
pengelolaan kelas
4.
Mengetahui prinsip-prinsip dalam
pengelolaan kelas
5.
Mengetahui pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan kelas
6.
Memahami penataan ruang kelas
7.
Mengetahui masalah yang timbul dalam
pengelolaan kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Pengelolaan itu sendiri asal katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan “pe”
dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”.
Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”,
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.
Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan.[1]
Sedangkan kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan
kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. [2]
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan
kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. [3]
Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk
diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.
Kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan
guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan
kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. [4]
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi
bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa belajar
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana
disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada
siswa.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien [5]
Terkait dari penjelasan di atas dalam hal pengelolaan kelas dapat
pula ditinjau dari segi interaksi komunikatif. Artinya seorang
guru dituntut mampu mengatur segala kondisi apapun yang terjadi di dalam kelas
saat pebelajaran berlangsung agar terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara
guru dengan murid, murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus
meringankan tugas guru atau wali kelas.
C. Peran Guru dalam Strategi Pengeloloaan Kelas
Pada dasarnya proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, diantaranya
guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya
proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adapun peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru
sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai
mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai valuator.
a)
Guru sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal
bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen
yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si
orang tua dan
membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena
itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh
siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan
bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)
Guru sebagai
Pengelola Kelas
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian
pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat
baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat
pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
1.
Mengetahui
2.
Mengerti
3.
Mengaplikasikan
4.
Analisis
5.
Sintesis (analisis dalam berbagai
sudut)
6.
Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga
hasil nilai ini bukan hanya suatu point
saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang
sudah diajarkan. Hal-hal yang paling penting
dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif,
kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan
proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument
harus terbuka.
c)
Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Manager memenage kelas,
tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan
menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai
pengelola kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang
tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai
pengelola kelas: Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber
pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada dua macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan
reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
d)
Guru sebagai
Evaluator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yang akan diajarkan juga
media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai
sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda
oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu
siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media
pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang
akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media
pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torso, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
D. Prinsip–prinsip dalam Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip
pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk
mengetahui dan menguasai prinsi-prinsip pengelolaan kelas, yang di uraikan
berikut ini :
1.
Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. guru yang
hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
3.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian
dalam penggunaan apa yang disebut di atas merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif.
4.
Kelwuesan
Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim
belajar mengajar yang efektif.
5.
Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada
hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar
6.
Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi
teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru
harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut disiplin
berdisiplin dalam segala hal [6]
E. Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait
dengan berbagai faktor. Permasalahan
anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk
meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara
siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal
bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
1. Pendekatan kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah
laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan
situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada
anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat
untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru
mendekatinya.
2. Pendekatan ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga
sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman,
misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
3. Pendekatan kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar
merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru
adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu
daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di
kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan
oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
5. Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan
dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan
memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan
tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku
anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6. Pendekatan perubahan tingkah laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses
untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification
approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang
kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang
pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi
anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau
positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan
perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas
diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada
gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari
7. Pendekatan sosio-emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan
antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi
hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antarsiswa. Di dalam hal ini guru
merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru
mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi
di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap
mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
8. Pendekatan kerja kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja
sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan
guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok
yang produktif, dan selain itu guru
harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi
kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi
konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
9. Pendekatan elektis atau pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih
berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi
mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus
mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis
disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang
berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk
dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara
bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan
penggunaannnya untuk pengelolaan kelas di sini adalah suatu set (rumpun)
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi
kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
F. Penataan Ruang Kelas
Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan perlu memperhatikan
peraturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan belajar
hendaknya memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan memudahkan
anak didik bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal
yang diperhatikan adalah:
a.
Ukuran dan bentuk kelas
b.
Bentuk serta ukuran bangku dan meja
anak didik
c.
Jumlah anak didik dalam kelas
d.
Jumlah anak didik dalam setiap
kelompok
e.
Jumlah kelompok dalam kelas
Komposisi anak didik dalam kelompok (seperti anak didik pandai dengan anak
didik kurang pandai, pria dengan wanita). [7]
G. Masalah yang Timbul dalam Pengelolaan Kelas
Keanekaragaman masalah perilaku siswa itu menimbulkan beberapa masalah
pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta masalah-masalah pengelolaan kelas yang
berhubungan dengan perilaku siswa adalah:
- Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin.
- Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana-kemari, dan sebagainya
- Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh dan sebagainya
- Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
- Mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya
- Moral rendah, permusuhan dan agresif misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya
- Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya. [8]
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok menghendaki
peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur tubuh anak didik
yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang. Anak didik yang mengalami
gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya ditempatkan di depan kelas.
Dengan begitu, mata anak didik yang minus dapat melihat tulisan di papan tulis
dengan cukup baik. Penempatan anak didik yang mengalami ganggung pendengaran di
depan akan mempermudah si anak untuk menyimak apa yang disampaikan guru.
Pengaturan tempat duduk sebenarnya akan berhubungan dengan permasalahan
siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis. Tetapi di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu ada juga terselip
persamaannya, persamaan dan perbedaan
dimaksud adalah:
- Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi)
- Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan
- Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar
- Persamaan dan perbedaan dalam bakat
- Persamaan dan perbedaan dalam sikap
- Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan
- Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman
- Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
- Persamaan dan perbedaan dalam minat.
- Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita.
- Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
- Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
- Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
- Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, berguna dalam
membantu usaha pengaturan kelas. Terutaman berhubungan dengan masalah bagaimana
pola pengelompokan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan
kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat
bertahan dalam waktu yang relatif lama.
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.
Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan
kelas untuk kepentingan pengajaran.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan
fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dalam intelektual dalam kelas.
Peran guru
dalam strategi pengelolaan kelas adalah: guru sebagai demostrator, guru sebagai evaluator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai fasilitator.
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas
adalah: hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada
hal-hal yang positif, penanaman disiplin diri.
Pendekatan – pendekatan dalam
pengelolaan kelas terdiri dari : Pendekatan kekuasan, pendekatan
ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan
perubahan tingkah laku, pendekatan sosio emosional, pendekatan kerja kelompok, pendekatan
elektis atau pluralistik.
Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal
yang diperhatikan adalah: ukuran dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku
dan meja anak didik, jumlah anak didik dalam kelas, jumlah anak didik dalam
setiap kelompok, jumlah kelompok dalam kelas.
Masalah Dalam Pengelolaan Kelas
adalah: kurang kesatuan, tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, reaksi
negatif terhadap anggota kelompok, kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan
temannya, mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi monitor, moral
rendah, permusuhan, tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
DAFTAR PUSTAKA
http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/makalah-pengelolaan-kelas.html
di Akses pada 16-03-2013 (21:28)
Ivor K. Davies, 1991, Pengelolaan Belajar, Jakarta:
CV. Rajawali.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk., 2002, Strategi
Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Guru dan Anak didik
dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta.
Tutut Sholehah, 2008, Strategi Pembelajaran yang
Efektif, Jakarta: Citra Grafika Desian.
[1]Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar
Mengajar I, (Jakarta :Rineka Cipta, 2002), 196
[3]Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar
Mengajar I, (Jakarta :Rineka Cipta, 2002), 198
[4]Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar
Mengajar I, (Jakarta :Rineka Cipta, 2002), 85.
[5]Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar
Mengajar I, (Jakarta :Rineka Cipta,
2002), 199-200
[6]Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi
Belajar Mengajar I, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), 206
[7] Syaiful Bahri, Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 174
thanks bang, gw izin copy nii makalah
BalasHapus