PENILAIAN
OTENTIK
Penilaian
Otentik
1.
Pengertian Penilaian Otentik
Sesuai
dengan karakteristiknya penerapan kurikulum 2004 diiringi oleh sistem penilaian
sebenarnya, yaitu penilaian berbasis kelas. Pendekatan penilaian itu disebut
penilaian yang sebenarnya atau penilaian otentik (authentic assesment)
(Nurhadi, 2004: 168).
Penilaian
otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai
teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi,
2004: 172).
Hakikat
penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar
siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data
yang dikumpulkan guru mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam
belajar, guru segara bisa mengambil tindakan yang tepat. Karena gambaran
tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran,
asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode (semester) pembelajaran seperti
pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti EBTA/Ebtanas/UAN), tetapi
dilakukan bersama dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan
pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168).
Data yang
dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment) bukanlah untuk mencari informasi
tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan
pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran
(Nurhadi, 2004: 168).
2.
Karakteristik Penilaian Otentik
Beberapa
karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a. penilaian
merupakan bagian dari proses pembelajaran.
b. penilaian
mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
c.
menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
d. penilaian
harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran.
(Santoso,
2004).
Sedangkan
Nurhadi mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment adalah sebagai
berikut:
a.
melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)
b.
dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
c. mencakup
penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi
d. yang
diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
e.
berkesinambungan
f.
terintegrasi
g. dapat
digunakan sebagai umpan balik
h. kriteria
keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas
(Nurhadi,
2004: 173).
3. Tujuan
& Prinsip-prinsip Penilaian Otentik
Tujuan
penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: 1) menilai kemampuan individu
melalui tugas tertentu, 2) menentukan kebutuhan pembelajaran, 3) membantu dan
mendorong siswa, 4) membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik,
5) menentukan strategi pembelajaran, 6) akuntabilitas lembaga, dan 7)
meningkatkan kualitas pendidikan (Santoso, 2004).
Sedangkan
prinsip dari penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a. Keeping
track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Checking
up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
c. Finding
out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses
pembelajaran.
d. Summing
up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah
mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
(Santoso,
2004).
4. Pelaksanaan
Penilaian Otentik
Pada
pelaksanaannya penilaian otentik ini dapat menggunakan berbagai jenis penilaian
diantaranya adalah: 1) tes standar prestasi, 2) tes buatan guru, 3) catatan
kegiatan, 4) catatan anekdot, 5) skala sikap, 6) catatan tindakan, 7) konsep
pekerjaan, 8) tugas individu, 9) tugas kelompok atau kelas, 10) diskusi, 11)
wawancara, 12) catatan pengamatan, 13) peta perilaku, 14) portofolio, 15)
kuesioner, dan 16) pengukuran sosiometri (Santoso, 2004).
Hal-hal yang
bisa digunakan sebagai dasar penilaian prestasi siswa menurut Nurhadi (2004:
174) adalah sebagai berikut:
a.
proyek/kegiatan dan laporannya
b. hasil tes
tulis (ulangan harian, semester, atau akhir jenjang pendidikan)
c.
portofolio (kumpulan karya siswa selama satu semester atau satu tahun)
d. pekerjaan
rumah
e. kuis
f. karya
siswa
g.
presentasi atau penampilan siswa
h.
demonstrasi
i. laporan
j. jurnal
k. karya
tulis
l. kelompok
diskusi
m. wawancara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar