Rabu, 02 April 2014

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM TEORI EVOLUSI MANAJEMEN



MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM
TEORI EVOLUSI MANAJEMEN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia

Dosen Pengampu: Muhammad Fudholi, M. Pd. I.
Oleh:
ANDIK IRWANTO
M. SHOBIRIN UMAR
MIFTAHUDDIN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl. Doktren No. 26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik 2013/2014




DAFTAR ISI


DAFTAR   ISI
BAB I  PENDAHULUAN ............................................................................  1
A. Latar Belakang ...............................................................................  1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................  2
C. Tujuan .............................................................................................  2
BAB II  PEMBAHASAN ..............................................................................  3
A. Evolusi Teori  Manajemen Klasik................................................... 3
B. Teori Perilaku.................................................................................. 4
C. Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Manajemen).......................... 5
           D. Evolusi Teori Manajemen................................................................. 6
BAB III  KESIMPULAN .............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................  9














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manajemen sebenarnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung, baik disadari ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di Benua Eropa Barat dan Amerika. Di mana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.
Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya. Sekarang timbul suatu pertanyaan, siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen? Apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja? Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Kata manajemen berasal dari Bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.[1] Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W.Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. [2] Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja teori evolusi manajemen dalam manajemen sumber daya manusia?
2.      Bagaimana perkembangan teori manajemen di masa mendatang?

C.    Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yatu agar mahasiswa dapat menyebutkan serta menjelaskan teori evolusi manajemen dalam manajemen sumber daya manusia dan perkembangannya di masa mendatang














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Evolusi Teori  Manajemen Klasik
Aliran manajemen klasik terdiri dari teori manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik. Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
1.      Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800 sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami gerakan adalah mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
Selain itu Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
2.      Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
a.       Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
b.      Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
c.       Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
d.      Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

B.     Teori Perilaku
Kontribusi studi perilaku ada dua kelompok, yaitu memberikan penekanan pada orang yang ada dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri.
1.      Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan manusia), pertama memahami mengenai orang yang bekerja dalam organisasi.
2.      Kelompok sistem sosial, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour (perilaku organisasi).
Reaksi berantai yang menghubungkan kebutuhan pekerja dengan perusahaan adalah:
a.       Mengetahui kebutuhan bekerja
b.      Memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaan demi tercapainya tujuan perusahaan
c.       Kerja dijalankan
d.      Tercapainya tujuan perusahaan

C.    Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Manajemen)
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung model-modek matematika yang dikembangkan. Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri juga mengalami perkembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini. Beberapa model riset operasi yaitu CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan proyek dan teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi yaitu pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu manajemen modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam  hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

D.    Evolusi Teori Manajemen
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen di masa mendatang
1.      Dominan (Dominance). Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna
2.      Pemencaran (Divergence). Masing-masing aliran utama dapat membelok dari jalurnya, dengan sedikit saja teori dari yang lain.
3.      Konvergen (Convergence). Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka cenderung kabur.
4.      Sintesa (synthesis). Ahli-ahli teori yang lain memandang konvergensi (penggabungan) yang terlihat sekarang ini akan mengarah pada integrasi (paduan) perspektif aliran-aliran yang ada.
5.      Perkembangbiakan (Proliferation). Sebagai kemungkinan terakhir, masih akan timbul lebih banyak aliran atau perspektif.






















BAB III
KESIMPULAN

Aliran manajemen klasik terdiri dari teori manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik
Kontribusi studi perilaku ada dua kelompok, yaitu memberikan penekanan pada orang yang ada dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen di masa mendatang, yaitu: (1) Dominan, (2) Pemencaran, (3) Konvergen, (4) Sintesa, (5) Perkembangbiakan

















DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. and Baron, A., 1998, Performance Management–The New Realities, London:Institute of Personnel and Development.
Bernardin, H.J. and Russel, J.E.A., 1998, Human Resource Management 2ndEdition–An Experiental Approach, Singapore:McGraw-Hill
Cascio, W. F., 2003, Managing Human Resources: Productivity, Quality of Work Life, Profits 6th Edition, New York: McGraw-Hill
Irawan, P., dkk., 1992, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIA LAN Press
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung:Remaja Rosda Karya
Marwansyah dan Mukaram, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.
Mondy, R.W. and Noe, R.M., 1990, Human Resource Management 4th Edition. USA: Allyn and Bacon.
Nawawi, H. Hadari, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:Gajah Mada Universty Press
Noe, R.A. et al., 2003, Human Resources Management: Gaining A Competitive Advantage 4th Edition, New York: McGraw-Hill.
Stewart, V. and Stewart, A., 1977, Practical Performance Appraisal, England: Gower Press.
Williams, Richard, R., 2002, Managing Employee Performance: Design and Implementation in Organizations, London: Thomson Learning.




[1] Irawan, P., dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: STIA LAN Press. 1992), 65
[2] Armstrong, M. and Baron, A., Performance Management – The New Realities, (London: Institute of Personnel and Development, 1998), 80
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar