BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi.
A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah pada saat ini
bisa dikatakan “hidup segan, mati pun tak mampu”, sebab jika kita lihat
kondisinya seperti tidak terurus, artinya bahwa perpustakaan sekolah masih
belum dikelolah secara profesioanal. Bahkan banyak sekolah yang belum mempunyai
perpustakaan padahal perpustakaan sangat diperlukan didalam suatu lembaga pendidikan
tertentu.
Dari kondisi tersebut, sesungguhnya
perpustakaan sekolah masih membutuhkan banyak bantuan dan sokongan dari
berbagai pihak, baik dari lingkup internal maupun dari luar sekolah. Dukungan
dapat berupa material maupun yang bersifat immaterial. Kondisi perpustakaan
yang memprihatinkan itu diperparah lagi dengan belum dikelolahnya dengan baik,
ditambah minimnya petugas perpustakaan dimasing-masing sekolah yang
profesional.
Maka dari itu melalui makalah ini
berharap bisa menyumbangkanpikiran guna perpustakaan disekolah terutama dari
aspek manajemennya.
B. Rumusan Masalah
1.
Gambaran umum tentang Manajemen perpustakaan sekolah atau madrasah?
2. Apa
tujuan Perpustakaan sekolah atau Madrasah?
3.
Bagaimana bentuk dan karakter perpustakaan sekolah atau madrasah?
4.
Bagaimana pengembangan problem perpustakaan sekolah atau madrasah?
C.
Tujuan
Makalah ini kami tulis dengan tujuan agar mahasiswa faham
deskripsi umum manajemen perpustakaan, korelasi manajemen dengan perpustakaan,
Manfaat manajemen bagi eksistensi perpustakan dan hal-hal lain terkait
perpustakaan, seperti tujuan perpustakaan, bentuk dan karakter perpustakaan
serta Bagaimana
pengembangan problem perpustakaan sekolah atau madrasah.
A. Pengertian manajemen perpustakaan sekolah
Banyak ahli yang telah mengupas
makna dari istilah manajemen. Menurut samsudin, kata manajemen berasal dari
bahasa inggris yaitu management yang berarti mengatur atau mengelolah. James
F.Stoner menyebutkan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan,pengorganisasian,pengarahan, dan pengawasan para anggota dan
sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan[1].
Ibrahim bafadal menerangkan bahwa
pemahaman perpustakaan secara umum adalah dasar memahami perpustakaan sekolah.
Sebab, perpustakaan sekolah adalah bagian dari perpustakaan secara umum.[2]
Perpustkaan dalam Kamus Besar
Indonesia berasal dari kata pustaka yang berarti kitab,buku, atau buku primbon.
Sebagai sebuah istilah perpustakaan sendiri dalam KBBI artinya tempat, gedung,
ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan
lainnya. Atau arti yang kedua, yaitu koleksi buku, majalah, dan bahan
kepustukaan lain yang disimpan untuk dibaca, diplajari, dan dibicarakan.[3]
Menurut Sulistyo Basuki,
perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya. Sedangkan menurut Ibrahim
Bafadal, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengelolah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun
bukan berupa buku (non book material), yang diatur secara sistematis
menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh
setiap pemakainya.[4]
Jadi, perpustakaan tidak hanya
menyimpan buku, tetapi juga bisa media cetak
lainnya seperti majalah, pemflet, laporan, prosiding, dan manuskrip atau
naskah. Selain itu perpustakaan juga bisa berisi berbagai karya audiovisual
seperti film, slide, kaset, dll.
Setelah memahami perpustakaan secara
umum, kini kita bahas perpustakaan sekolah, Carter V. Good yang dikutip oleh
Bafadal, mengungkapkan bahwa perpustakaan adalah koleksi yang diorganisasi di
dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru dalam
proses pembelajaran disekolah.[5]
Dian sinaga menerangkan bahwa
sesungguhnya perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang turut
menentukan pencapaian lembaga yang menaunginya. Oleh karena itu,
perpustakaan sekolah adalah salah satu komponen yang turut menentukan
tujuan yang telah ditetapkan.[6]
Dari penjelasan dari para pakar
tentang pengertian perpustakaan sekolah tersebut, dapat dipahami bahwa
perpustakaan sekolah sesungguhnya adalah sarana penunjang pendidikan disekolah
yang berupa kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan buku.
Kumpulan bahan pustaka tersebut diorganisasi secara sistematis dalam suatu
ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan para guru dalam proses
pembelajaran. Ssehingga dengan demikan, perpustakaan turut dalam menyukseskan
pencapaian tujuan lembaga pendidikan yang menaunginya.
Jadi, pengertian dari manajemen
perpustakaan sekolah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan dan pelaporan guna mencapai tujuan penyelenggaraan perpustakaan
sekolah.Komponen manajemen perpustakaan sekolah.
B. Tujuan Perpustakaan Sekolah atau Madrasah.
Perpustakaan sekolah merupakan
perpustakaan yang deselenggarakan pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnnya
oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya dan
tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan
proses belejar mengajar, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi, keterampilan, seni, serta wawasan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah
bukan hanya sekedar tempat penyimpanan bahan pustaka (Buku dan non Buku),
tetapi terdapat upaya untuk mendayagunakan agar koleksi-koleksi yang ada
dimanfaatkan oleh pemakainya secara maksimal. Hal ini dipertegas dalam SK
mendiknas No.053/U/2001 tanggal 19 April 2001 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan pada tingkat TK, Dasar
sampai dengan SMU/SMK, bahwa keberadaan perpustakaan. Sekolah merupakan syarat
dalam standar pelayanan minimal (SPM) tersebut. Sehubungan hal itu, agar bahan
pustaka dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsi
perpustakaan sekolah, maka tentunya diperlukan suatu manajemen perpustakaan
yang memadai.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah
mengacuh kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, terutama pada pasal 45.
Pasal tersebut menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
meneyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Hal tersebut diperkuat dengan dalam
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada
pasal 42 dan 43 tentang standar sarana dan prasarana. Yang intinya menyebutkan
bahwa sekolah wajib memiliki sarana salah satunya adalah buku dan sumber
belajar, dan wajib memiliki prasasrana yakni perpustakaan.
Yusuf dan Suhendar mengungkapkan
bahwa penyelenggaran perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi kebutuhan
informasi bagi masyrakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya
guru dan murid.
Perpustakaan berperan sebagai media
dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah oleh
karena itu, sarana ini merupakan bagian integral dari program penyelanggaraan
pendidikan tingkat sekolah.
Perpustakaan sekolah juga sebagai bagian integral dari sekolah, komponen utama
pendidikan di sekolah, diharapkan mampu menunjang terhadap pencapaian tujuan
sekolah. Selaras dengan hal tersebut maka tujuan perpustakaan adalah sebagi
berikut:
·
Mendorong
dan mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca para siswa.
·
Membantu
menulis kreatif bagi para siswa dibimbing dengan guru dan pustakawan.
·
Menumbuhkembangkan
minat dan kebiasaa membaca dari para siswa.
·
Meneyediakan
berbagi sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.
·
Mendorong,
menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan belajar kepada para
siswa.
·
Memperluas,
memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku
dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
disediakan oleh perpustakaan.
·
Memberikan
hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya
buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, misalnya
fiksi, cerpen, dan lain sebagaunya.
Selain itu menurut Ibrahim bafadal,
penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumulkan dan
menyimpan bahan pustaka. Tetapi dengan adanya penyelenggaran perpustakaan,
sekolah diharapkan dapat membantu para siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas
dalam proses belajar mengajar.
Adapun perpustakaan sekolah tampak
bermanfaat jika benar-benar mampu memperlancar pencapaian tujuan proses belajar
mengajar disekolah. Sebagai indikasi manfaat tersebut tidak hanya dari
tingginya prestasi para siswa. Tetapi lebih jauh lagi, para siswa mampu
menemukan, menyaring, dan menilai informasi. Mereka terbiasa belajar mandiri, terlatih kearah
tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
dan lain sebagainya.
C. Bentuk dan
karakter perpustakaan sekolah atau madrasah.
perpustakaan
sekolah merupakan tempat yang menyediakan literatur yang berhubungan dengan
mata pelajaran yang diajarkan disekolah. perpustakaan ini memudahkan siswa
untuk mencari literatur atau sekedar untuk membaca guna menambah wawasan. jadi
perbedaannya, dengan perpustakaan lainnya adalah terletak pada koleksi buku
atau literatur yang cocok, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. atau
dengan kata lain, perpustakaan sekolah hanya menyediakan buku-buku penunjang
mata pelajara.
D. Pengembangan problem perpustakaan
sekolah atau madrasah.
Ada satu ungkapan bahwa pengalaman adalah pelajaran terbaik
yang bisa kita petik untuk perubahan ke depan yang lebih baik. Demikian halnya
dengan perpustakaan sekolah, kondisi ‘kelam’ yang pernah ada diharapkan akan
memberikan sebuah pelajaran bagi perubahan ke depan yang lebih baik.
Berdasarkan pengamatan dan juga brain storming yang pernah dilakukan penulis
selama melakukan interaksi dengan para staf perpustakaan/pustakawan, guru dan
kepala sekolah di Indonesia, setidaknya ada beberapa kondisi kurang baik atau
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan perpustakaan sekolah
saat ini yakni:
1. Prioritas kebijakan dan pengambil kebijakan
Pada beberapa kasus yang ditemui ternyata kebijakan sekolah
dalam hal ini kepala sekolah seringkali belum menunjukkan adanya ‘dukungan’
terhadap keberadaan atau keberlangsungan perpustakaan sekolah/madrasah. Kondisi
ini dapat dilihat dari tidak dimasukkannya anggaran pengembangan perpustakaan
dalam anggaran pengembangan sekolah/madrasah. Disisi lain kurikulum yang
disusun oleh sekolah atau dikembangkan sekolah juga belum mengintegrasikan
dengan pentingnya keberadaan perpustakaan didalamnya. Kepala sekolah dan
pengambil kebijakan disekolah masih seringkali menjadi ‘batu sandungan’ bagi
pengembangan perpustakaan sekolah. Menurut Natajumena (2008) setidaknya ada 3
Figur yang menentukan dunia pendidikan kita, yaitu menteri, kepala kanwil
(kepala dinas), dan kepala sekolah. Dari pernyataan ini bisa dilihat bahwa
kepala sekolah mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan
dan pembelajaran. Dengan kata lain, kepala sekolah juga akan sangat
berperan dalam pengembangan perpustakaan sekolah. Sehingga mau tidak mau
apabila perpustakaan sekolah mau berkembang, maka faktor prioritas kebijakan
dan pengambil kebijakan menjadi sangat penting.
2. SDM
Permasalahan lain yang sering
menjadi hambatan bagi pengembangan perpustakaan sekolah adalah tidak adanya SDM
yang mengelola perpustakaan, atau minimnya tenaga perpustakaan. Banyak
perpustakaan yang ‘hanya’ dikelola sebagai ‘sambilan’ oleh beberapa staf
pendidik atau tenaga kependidikan. Hal ini bukannya buruk sama sekali,akan
tetapi sering kali menjadikan perpustakaan tidak dapat berkembang dan
kehilangan fungsinya sehingga akhirnya tidak dapat mencapai tujuan yang
diharapkan .Apalagi jika SDM yang mengelola tidak mempunyai kompetensi dalam
pengelolaan perpustakaan.
Hal ini akan semakin menghambat
perkembangan perpustakaan sekolah.Mengingat pentingnya perpustakaan sekolah,
sudah semestinya bahwa SDM ini harus menjadi perhatian apalagi jika merujuk
pada permendiknas nomor 25 tahun 2008 yang mengatur masalah standar tenaga
perpustakaan sekolah/madrasah. Dimana didalamnya diatur syarat-syarat minimal
bagi SDM yang mengelola perpustakaan.Sehingga SDM yang mempunyai kemampuan dan
keahlian sesuai standar adalah menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi
apabila sekolah ingin mengembangkanperpustakaan sekolah dengan lebih baik.
3. Tempat/Ruang
Permasalahan klasik yang selalu
ditemui ketika penulis melakukan brain storming adalah ketidak tersediaan
ruang/tempat atau minimnya tempat/ruang yang dipergunakan untuk perpustakaan.
Beberapa kasus yang ditemui memperlihatkan bahwa buku-buku yang berasal dari
pemerintah maupun bantuan lembaga tertentu seringkali tidak tersentuh dan hanya
dibiarkan menumpuk di sudut gudang sekolah atau ruang guru atau ruang kepala
sekolah. Ketiadaan ruang perpustakaan menjadi salah satu alasannya.Kasus lain
adalah ruang perpustakaan yang ‘hanya’ ditempatkan di sudut sekolah, diruang
UKS, atau di sudut2 pengap yang kadang tidak tersentuh atau terjamah oleh siswa
dan pendidik. Sehingga walaupun keberadaannya terlihat tapi kebermanfaatannya
menjadi seringkali ‘tidak ada’.Kedua masalah itu merupakan masalah klasik yang
selalu menjadi alasan tidak berkembangnya perpustakaan sekolah. Hal ini
tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut, pemerintah atau pengambil kebijakan
harus mulai berpikir dan memasukkan ruang/tempat khusus untuk perpustakaan
sebagai bagian dan perencanaan dan pengembangan infrastruktur pendidikan di
sekolah. Artinya apa, setiap pengembangan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah harus diikuti dengan pengembangan perpustakaan. Sekolah harus mampu
memberikan jaminan ketersediaan tempat atau media bagi siswa untuk mendapatkan
informasi yang akan memperkaya pengetahuan dan imajinasinya, serta memberikan
dukungan bagi pembelajaran sepanjang hayat.
4. Sumber Daya Koleksi
Merujuk pada Standar Perpustakaan
Sekolah dimana perpustakaan bertujuan menyediakan pusat sumber belajar, maka
koleksi atau sumber daya koleksi merupakan‘nyawa’ dari keberadaan perpustakaan
sekolah. Koleksi perpustakaan merupakan bagian yang menjadi ‘elemen’
keberhasilan fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah.Banyak kasus ditemui
perpustakaan menjadi tidak ‘laku’ karena koleksinya yang sedikit, tidak lengkap
dan kurang menarik. Hal ini juga menjadi permasalahan yang ditemui di banyak
perpustakaan sekolah di Indonesia. Koleksi yang kurang beragam dan ‘hanya’
mengandalkan buku teks bantuan dari pemerintah merupakan hal yang lazim ditemui
di perpustakaan-perpustakaan sekolah, yang bahkan tidak mengalami‘pembaharuan’
selama bertahun-tahun. Tak jarang tampilan bukupun menjadi tidak menarik bagi
siswa untuk ‘menyentuhnya’. Tentu ini menjadi masalah serius, karena salah satu
ciri keberhasilan sebuah perpustakaan adalah ketersediaan dan keterpakaian
koleksinya. Pada level masalah ini maka perlu adanya kebijakan dan perencanaan
dalam sistem pengembangan koleksi perpustakaan.
5. Manajemen
Pengalaman menunjukkan bahwa solusi
terhadap keempat permasalahan di atas kurang‘berarti’ apabila kemampuan
pengelolaan oleh staf pengelola juga tidak diperhatikan.Beberapa kasus yang
ditemui memperlihatkan adanya sekolah yang punya ruang perpustakaan memadai,
punya koleksi yang memadai, ada SDM yang menangani,hanya sayang pengelolaannya
kurang bagus. Perpustakaan ‘hanya’ dijalankan layaknya‘penyewaan buku’ tidak
terintegrasi dengan sistem pendidikan yang ada. Atau dengan kata lain
perpustakaan dijalankan ‘hanya’ apa adanya tanpa adanya perencanaan dan
pengawasan yang baik. Perpustakaan hanya dipahami sebagai ‘gudang buku’, bukan
merupakan pusat informasi dan pembelajaran mandiri bagi siswa didik.Selain itu,
posisi perpustakaan dalam organisasi sekolah kadang juga tidak jelas bahkan
tidak masuk dalam struktur yang ada. Padahal dalam Standar Nasional
Perpustakaan Sekolah, perpustakaan harus masuk dalam struktur organisasi
sekolah sehingga akan memudahkan dalam menentukan arah pengelolaan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah
A. Kesimpulan
Perpustakaan merupakan bagian integral dari lembaga
pendidikan sebagai tempat berkumpulnya bahan pustaka, baik berupa buku maupun
non buku, dan tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah
meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur sekolah lainnya.
Sedangakan tujuan lainnya, adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua
kegiatan baik kurikuler, dan ektra kurikuler, disamping dimaksudkan pula dapat
membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan
strategi belalajar mengajar.
Namun secara operasional tujuan perpustakaan bila dikaitkan
dengan pelaksaan program sekolah, diantaranya adalah: memupuk rasa cinta,
kesadaran, dan kebiasaan membaca, memperluas pengetahuan para siswa dll.
B. Saran.
Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak
sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan disekolah, penulis
menyarankan (1). Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan
fungsinya. (2). Peran pengelola perpustakaan atau pustakawan yang profesional
hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal
dan proesional.
DAFTAR
PUSTAKA.
1.
Ibrahim Bafadal, Pengelolahan
Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
2.
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2008)
3.
Ibrahim Bafadal, Pengelolahan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
4.
Dian sinaga, Mengelolah perpustakaan sekolah (Bandung: Bejana, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar