Kamis, 17 April 2014

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN




BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi.
         A.    Latar Belakang
Perpustakaan sekolah pada saat ini bisa dikatakan “hidup segan, mati pun tak mampu”, sebab jika kita lihat kondisinya seperti tidak terurus, artinya bahwa perpustakaan sekolah masih belum dikelolah secara profesioanal. Bahkan banyak sekolah yang belum mempunyai perpustakaan padahal perpustakaan sangat diperlukan didalam suatu lembaga pendidikan tertentu.
Dari kondisi tersebut, sesungguhnya perpustakaan sekolah masih membutuhkan banyak bantuan dan sokongan dari berbagai pihak, baik dari lingkup internal maupun dari luar sekolah. Dukungan dapat berupa material maupun yang bersifat immaterial. Kondisi perpustakaan yang memprihatinkan itu diperparah lagi dengan belum dikelolahnya dengan baik, ditambah minimnya petugas perpustakaan dimasing-masing sekolah yang profesional.
Maka dari itu melalui makalah ini berharap bisa menyumbangkanpikiran guna perpustakaan disekolah terutama dari aspek manajemennya.
          B.     Rumusan Masalah
1.      Gambaran umum tentang Manajemen perpustakaan sekolah atau madrasah?
2.      Apa tujuan Perpustakaan sekolah atau Madrasah?
3.      Bagaimana bentuk dan karakter perpustakaan sekolah atau madrasah?
4.      Bagaimana pengembangan problem perpustakaan sekolah atau madrasah?
         C.    Tujuan
Makalah ini kami tulis dengan tujuan agar mahasiswa faham deskripsi umum manajemen perpustakaan, korelasi manajemen dengan perpustakaan, Manfaat manajemen bagi eksistensi perpustakan dan hal-hal lain terkait perpustakaan, seperti tujuan perpustakaan, bentuk dan karakter perpustakaan serta Bagaimana pengembangan problem perpustakaan sekolah atau madrasah. 
        A.    Pengertian manajemen perpustakaan sekolah
Banyak ahli yang telah mengupas makna dari istilah manajemen. Menurut samsudin, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management yang berarti mengatur atau mengelolah. James F.Stoner menyebutkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,pengorganisasian,pengarahan, dan pengawasan para anggota dan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan[1].
Ibrahim bafadal menerangkan bahwa pemahaman perpustakaan secara umum adalah dasar memahami perpustakaan sekolah. Sebab, perpustakaan sekolah adalah bagian dari perpustakaan secara umum.[2]
Perpustkaan dalam Kamus Besar Indonesia berasal dari kata pustaka yang berarti kitab,buku, atau buku primbon. Sebagai sebuah istilah perpustakaan sendiri dalam KBBI artinya tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan lainnya. Atau arti yang kedua, yaitu koleksi buku, majalah, dan bahan kepustukaan lain yang disimpan untuk dibaca, diplajari, dan dibicarakan.[3]
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelolah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material), yang diatur  secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.[4]
Jadi, perpustakaan tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga bisa media cetak lainnya seperti majalah, pemflet, laporan, prosiding, dan  manuskrip atau naskah. Selain itu perpustakaan juga bisa berisi berbagai karya audiovisual seperti film, slide, kaset, dll.
Setelah memahami perpustakaan secara umum, kini kita bahas perpustakaan sekolah, Carter V. Good yang dikutip oleh Bafadal, mengungkapkan bahwa perpustakaan adalah koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru dalam proses pembelajaran disekolah.[5]
Dian sinaga menerangkan bahwa sesungguhnya perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang  turut menentukan pencapaian lembaga yang menaunginya. Oleh karena itu, perpustakaan  sekolah adalah salah satu komponen yang turut menentukan tujuan yang telah ditetapkan.[6]
Dari penjelasan dari para pakar tentang pengertian perpustakaan sekolah tersebut, dapat dipahami bahwa perpustakaan sekolah sesungguhnya adalah sarana penunjang pendidikan disekolah yang berupa kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan buku. Kumpulan bahan pustaka tersebut diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan para guru dalam proses pembelajaran. Ssehingga dengan demikan, perpustakaan turut dalam menyukseskan pencapaian tujuan lembaga pendidikan yang menaunginya.
Jadi, pengertian dari manajemen perpustakaan sekolah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pelaporan guna mencapai tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.Komponen manajemen perpustakaan sekolah.
        B.     Tujuan Perpustakaan Sekolah atau Madrasah.
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang deselenggarakan pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belejar mengajar, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, seni, serta wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar tempat penyimpanan bahan pustaka (Buku dan non Buku), tetapi terdapat upaya untuk mendayagunakan agar koleksi-koleksi yang ada dimanfaatkan oleh pemakainya secara maksimal. Hal ini dipertegas dalam SK mendiknas No.053/U/2001 tanggal 19 April 2001 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan pada tingkat TK, Dasar sampai dengan SMU/SMK, bahwa keberadaan perpustakaan. Sekolah merupakan syarat dalam standar pelayanan minimal (SPM) tersebut. Sehubungan hal itu, agar bahan pustaka dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, maka tentunya diperlukan suatu manajemen perpustakaan yang memadai.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah mengacuh kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, terutama pada pasal 45. Pasal tersebut menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal meneyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Hal tersebut diperkuat dengan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 42 dan 43 tentang standar sarana dan prasarana. Yang intinya menyebutkan bahwa sekolah wajib memiliki sarana salah satunya adalah buku dan sumber belajar, dan wajib memiliki prasasrana yakni perpustakaan.
Yusuf dan Suhendar mengungkapkan bahwa penyelenggaran perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyrakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan murid.
Perpustakaan berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah oleh karena itu, sarana ini merupakan bagian integral dari program penyelanggaraan pendidikan tingkat sekolah. Perpustakaan sekolah juga sebagai bagian integral dari sekolah, komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan mampu menunjang terhadap pencapaian tujuan sekolah. Selaras dengan hal tersebut maka tujuan perpustakaan adalah sebagi berikut:
·         Mendorong dan mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca para siswa.
·         Membantu menulis kreatif bagi para siswa dibimbing dengan guru dan pustakawan.
·         Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaa membaca dari para siswa.
·         Meneyediakan berbagi sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.
·         Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan belajar kepada para siswa.
·         Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang disediakan oleh perpustakaan.
·         Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, misalnya fiksi, cerpen, dan lain sebagaunya.
Selain itu menurut Ibrahim bafadal, penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumulkan dan menyimpan bahan pustaka. Tetapi dengan adanya penyelenggaran perpustakaan, sekolah diharapkan dapat membantu para siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.
Adapun perpustakaan sekolah tampak bermanfaat jika benar-benar mampu memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar disekolah. Sebagai indikasi manfaat tersebut tidak hanya dari tingginya prestasi para siswa. Tetapi lebih jauh lagi, para siswa mampu menemukan, menyaring, dan menilai informasi. Mereka terbiasa belajar mandiri, terlatih kearah tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan lain sebagainya.
      C.    Bentuk dan karakter perpustakaan sekolah atau madrasah.
perpustakaan sekolah merupakan tempat yang menyediakan literatur yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan disekolah. perpustakaan ini memudahkan siswa untuk mencari literatur atau sekedar untuk membaca guna menambah wawasan. jadi perbedaannya, dengan perpustakaan lainnya adalah terletak pada koleksi buku atau literatur yang cocok, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. atau dengan kata lain, perpustakaan sekolah hanya menyediakan buku-buku penunjang mata pelajara.

     D.   Pengembangan problem perpustakaan sekolah atau madrasah.
Ada satu ungkapan bahwa pengalaman adalah pelajaran terbaik yang bisa kita petik untuk perubahan ke depan yang lebih baik. Demikian halnya dengan perpustakaan sekolah, kondisi ‘kelam’ yang pernah ada diharapkan akan memberikan sebuah pelajaran bagi perubahan ke depan yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan dan juga brain storming yang pernah dilakukan penulis selama melakukan interaksi dengan para staf perpustakaan/pustakawan, guru dan kepala sekolah di Indonesia, setidaknya ada beberapa kondisi kurang baik atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan perpustakaan sekolah saat ini yakni:
1.  Prioritas kebijakan dan pengambil kebijakan
Pada beberapa kasus yang ditemui ternyata kebijakan sekolah dalam hal ini kepala sekolah seringkali belum menunjukkan adanya ‘dukungan’ terhadap keberadaan atau keberlangsungan perpustakaan sekolah/madrasah. Kondisi ini dapat dilihat dari tidak dimasukkannya anggaran pengembangan perpustakaan dalam anggaran pengembangan sekolah/madrasah. Disisi lain kurikulum yang disusun oleh sekolah atau dikembangkan sekolah juga belum mengintegrasikan dengan pentingnya keberadaan perpustakaan didalamnya. Kepala sekolah dan pengambil kebijakan disekolah masih seringkali menjadi ‘batu sandungan’ bagi pengembangan perpustakaan sekolah. Menurut Natajumena (2008) setidaknya ada 3 Figur yang menentukan dunia pendidikan kita, yaitu menteri, kepala kanwil (kepala dinas), dan kepala sekolah. Dari pernyataan ini bisa dilihat bahwa kepala sekolah mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, kepala sekolah juga akan sangat berperan dalam pengembangan perpustakaan sekolah. Sehingga mau tidak mau apabila perpustakaan sekolah mau berkembang, maka faktor prioritas kebijakan dan pengambil kebijakan menjadi sangat penting.
2. SDM
Permasalahan lain yang sering menjadi hambatan bagi pengembangan perpustakaan sekolah adalah tidak adanya SDM yang mengelola perpustakaan, atau minimnya tenaga perpustakaan. Banyak perpustakaan yang ‘hanya’ dikelola sebagai ‘sambilan’ oleh beberapa staf pendidik atau tenaga kependidikan. Hal ini bukannya buruk sama sekali,akan tetapi sering kali menjadikan perpustakaan tidak dapat berkembang dan kehilangan fungsinya sehingga akhirnya tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan .Apalagi jika SDM yang mengelola tidak mempunyai kompetensi dalam pengelolaan perpustakaan.
Hal ini akan semakin menghambat perkembangan perpustakaan sekolah.Mengingat pentingnya perpustakaan sekolah, sudah semestinya bahwa SDM ini harus menjadi perhatian apalagi jika merujuk pada permendiknas nomor 25 tahun 2008 yang mengatur masalah standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Dimana didalamnya diatur syarat-syarat minimal bagi SDM yang mengelola perpustakaan.Sehingga SDM yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai standar adalah menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi apabila sekolah ingin mengembangkanperpustakaan sekolah dengan lebih baik.
3. Tempat/Ruang
Permasalahan klasik yang selalu ditemui ketika penulis melakukan brain storming adalah ketidak tersediaan ruang/tempat atau minimnya tempat/ruang yang dipergunakan untuk perpustakaan. Beberapa kasus yang ditemui memperlihatkan bahwa buku-buku yang berasal dari pemerintah maupun bantuan lembaga tertentu seringkali tidak tersentuh dan hanya dibiarkan menumpuk di sudut gudang sekolah atau ruang guru atau ruang kepala sekolah. Ketiadaan ruang perpustakaan menjadi salah satu alasannya.Kasus lain adalah ruang perpustakaan yang ‘hanya’ ditempatkan di sudut sekolah, diruang UKS, atau di sudut2 pengap yang kadang tidak tersentuh atau terjamah oleh siswa dan pendidik. Sehingga walaupun keberadaannya terlihat tapi kebermanfaatannya menjadi seringkali ‘tidak ada’.Kedua masalah itu merupakan masalah klasik yang selalu menjadi alasan tidak berkembangnya perpustakaan sekolah. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut, pemerintah atau pengambil kebijakan harus mulai berpikir dan memasukkan ruang/tempat khusus untuk perpustakaan sebagai bagian dan perencanaan dan pengembangan infrastruktur pendidikan di sekolah. Artinya apa, setiap pengembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah harus diikuti dengan pengembangan perpustakaan. Sekolah harus mampu memberikan jaminan ketersediaan tempat atau media bagi siswa untuk mendapatkan informasi yang akan memperkaya pengetahuan dan imajinasinya, serta memberikan dukungan bagi pembelajaran sepanjang hayat.
4. Sumber Daya Koleksi
Merujuk pada Standar Perpustakaan Sekolah dimana perpustakaan bertujuan menyediakan pusat sumber belajar, maka koleksi atau sumber daya koleksi merupakan‘nyawa’ dari keberadaan perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan merupakan bagian yang menjadi ‘elemen’ keberhasilan fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah.Banyak kasus ditemui perpustakaan menjadi tidak ‘laku’ karena koleksinya yang sedikit, tidak lengkap dan kurang menarik. Hal ini juga menjadi permasalahan yang ditemui di banyak perpustakaan sekolah di Indonesia. Koleksi yang kurang beragam dan ‘hanya’ mengandalkan buku teks bantuan dari pemerintah merupakan hal yang lazim ditemui di perpustakaan-perpustakaan sekolah, yang bahkan tidak mengalami‘pembaharuan’ selama bertahun-tahun. Tak jarang tampilan bukupun menjadi tidak menarik bagi siswa untuk ‘menyentuhnya’. Tentu ini menjadi masalah serius, karena salah satu ciri keberhasilan sebuah perpustakaan adalah ketersediaan dan keterpakaian koleksinya. Pada level masalah ini maka perlu adanya kebijakan dan perencanaan dalam sistem pengembangan koleksi perpustakaan.
5. Manajemen
Pengalaman menunjukkan bahwa solusi terhadap keempat permasalahan di atas kurang‘berarti’ apabila kemampuan pengelolaan oleh staf pengelola juga tidak diperhatikan.Beberapa kasus yang ditemui memperlihatkan adanya sekolah yang punya ruang perpustakaan memadai, punya koleksi yang memadai, ada SDM yang menangani,hanya sayang pengelolaannya kurang bagus. Perpustakaan ‘hanya’ dijalankan layaknya‘penyewaan buku’ tidak terintegrasi dengan sistem pendidikan yang ada. Atau dengan kata lain perpustakaan dijalankan ‘hanya’ apa adanya tanpa adanya perencanaan dan pengawasan yang baik. Perpustakaan hanya dipahami sebagai ‘gudang buku’, bukan merupakan pusat informasi dan pembelajaran mandiri bagi siswa didik.Selain itu, posisi perpustakaan dalam organisasi sekolah kadang juga tidak jelas bahkan tidak masuk dalam struktur yang ada. Padahal dalam Standar Nasional Perpustakaan Sekolah, perpustakaan harus masuk dalam struktur organisasi sekolah sehingga akan memudahkan dalam menentukan arah pengelolaan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah
      A. Kesimpulan
Perpustakaan merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sebagai tempat berkumpulnya bahan pustaka, baik berupa buku maupun non buku, dan tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur sekolah lainnya. Sedangakan tujuan lainnya, adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, dan ektra kurikuler, disamping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belalajar mengajar.
Namun secara operasional tujuan perpustakaan bila dikaitkan dengan pelaksaan program sekolah, diantaranya adalah: memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca, memperluas pengetahuan para siswa dll.
B.  Saran.
Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan disekolah, penulis menyarankan (1). Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya. (2). Peran pengelola perpustakaan atau pustakawan yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal dan proesional.

DAFTAR PUSTAKA.
1.         Ibrahim Bafadal, Pengelolahan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
2.        Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2008)
3.        Ibrahim Bafadal, Pengelolahan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
4.        Dian sinaga, Mengelolah perpustakaan sekolah (Bandung: Bejana, 2011)


[1]
[2]Ibrahim Bafadal, Pengelolahan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 1.
[3] Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 1121.
[4] Ibrahim Bafadal, Pengelolahan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 3.
[5] Ibid., hlm.4
[6] Dian sinaga, Mengelolah perpustakaan sekolah (Bandung: Bejana, 2011),hlm. 16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar