Rabu, 02 April 2014

METODE CERAMAH, TANYA JAWAB DAN DISKUSI



METODE CERAMAH, TANYA JAWAB

DAN DISKUSI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Titin NurHidayati, S.Ag.M.Pd.
Oleh:
SAIBAN ABAS
JEFRI IRAWAN SUSIANTO
SITI FATIMAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl. Doktren No. 26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik 2013/2014



DAFTAR ISI

DAFTAR   ISI
BAB I  PENDAHULUAN ............................................................................  1
A. Latar Belakang ...............................................................................  1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................  1
C. Tujuan .............................................................................................  2
BAB II  POKOK BAHASAN .......................................................................  3
A. Pengertian Belajar........................................................................... 3
B. Pengertian Metode Belajar .............................................................  4
C. Metode Ceramah ............................................................................  5
D. Metode Tanya Jawab ..................................................................... 7
E. Metode Diskusi ............................................................................... 8
BAB III  KESIMPULAN .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  12














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran. Sebagaimana pengertian metode sendiri yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya suatu pembelajaran yang menghasilkan interaksi guru dengan murid, efektif dan efesien. Dalam penggunaan metode mengajar, maka guru diharapkan memilih dan menerapkan metode sesuai dengan kematangan murid, lebih dari itu guru harus mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode mengajar yang ia gunakan dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar lebih berhati-hati dan berpikir apakah metode ini sesuai atau tidak.
Metode yang digunakan dalam pendidikan agama Islam yaitu metode diskusi, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode latihan, metode karyawisata, metode pemberian tugas, metode eksperimen dan metode ceramah dan metode lainnya.Melihat dari metode-metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan, maka guru diharapkan menggunakan metode yang bervariatif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari belajar ?
2.      Apa pengertian dari metode mengajar ?
3.      Apa yang dimaksud dengan metode cramah serta apa saja kelemahan dan kelebihan dari metode ceramah?
4.      Apa yang dimaksud dengan metode tanya jawab serta apa saja kelemahan dan kelebihan dari metode tanya jawab?
5.      Apa yang dimaksud dengan metode diskusi serta apa saja kelemahan dan kelebihan dari metode diskusi?



C.    Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian belajar dan metode mengajar, menjelaskan pengertian metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dan menyebutkan kelebihan dan kelemahan dari metode-metode tersebut.























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Belajar
Perubahan pada seseorang itu tidak hanya mengenai jumlah  pengetahuan saja, tetapi juga mengenai berbagai kecakapan, sikap pengertian, minat, dan adaptasi, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Senada dengan defInisi di atas, Lester D. Crow dan Alice Crow sebagaimana dikutip Mansyur suatu definisi belajar dengan learning is the acquisition of habits, knowledge and attudes.[1] Belajar dalam definisi tersebut diartikan sebagai suatu proses aktifitas untuk mencapai kebiasaan-kebiasaan, ilmu pengetahuan dan sikap.
Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya yang diakibatkan oleh pengalaman. Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan menulis.[2] Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui proses pengamatan, pendengaran dan membaca. Metode belajar adalah cara yang dilalui oleh siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Kebermaknaan belajar. Belajar tidak cukup hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas (membaca, bertanya,, berkomentar, menngerjakan, presentasi dan diskusi).
b)      Konstruksivisme. Guru menyajikan persoalan dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi,  mengeksplorasi, berhipnotis dengan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan. Sehingga guru dapat berkomunikasi dan menumbuhkan suasana fasilitasi.
c)      Belajar aktif. Belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih  manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam segala kegiatan.
d)     Komunikasi. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya.
e)      Metakogntif,  yaitu kesadaran berpikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan bagaimana proses berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir dampak sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu.
f)       Kecerdasan ganda. Gabungan dari kecerdasan intelektual dan emosional
g)      Peta pikiran. Otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.

B.     Pengertian Metode Mengajar
Secara harfiyah, metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi, metode adalah artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.[3] Dari pengertian tersebut, metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar, metode mempunyai peranan yang cukup penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru harus menguasai metode-metode mengajar. Sebab, apabila guru tidak menguasainya maka kegiatan belajar mengajar  tidak dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Menurut Syaiful Djamarah yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman, ada lima macam faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan metode mengajar, yaitu :
a.       Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b.      Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c.       Situasi berlainan dengan keadaannya
d.       Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya
e.       Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda[4]
Untuk itu, guru harus memperhatikan lima faktor tersebut dalam memutuskan dan menggunakan metode belajar mengajar sehingga dapat mempertimbangkan metode-metode yang akan digunakan. Dalam penggunaan metode-metode belajar mengajar, guru diharapkan mengetahui kelemahan dan kelebihan metode yang akan digunakan. Oleh karena itu, guru dianjurkan menggunakan metode yang bervariasi dalam belajar mengajar.
Menurut Mursel, mengajar adalah mengorganisasi pelajaran untuk memperoleh hasil-hasil yang otentik.[5] Sementara menurut Pupuh Fathurrohman mengutip Bohar Suharto, mengajar adalah sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan agar tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubugkannya dengan peserta didik, sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.[6]
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa mengajar adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek pembelajaran. Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran, tetapi mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dan mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang kondusif untuk belajar yang akan berdampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran
C.    Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan yaitu cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik yang dilakukan secara lisan.[7] Hampir semua guru menggunakan metode ini karena metode ini dianggap metode mengajar yang mudah atau gampang. Padahal metode ini tidak mudah bagi sebagian orang lain karena dalam metode ceramah penting memperhatikan diantaranya ceramah yang mudah dipahami, isinya mudah dipahami dan mampu menstimulasi pendengar untuk melakukakan hal-hal baik dan benar dari isi yang diberikan.
Penerapan metode ceramah dalam pendidikan Islam disinyalir dalil Al-Qur’an. Metode ini terilhami dari kisah Nabi Musa A.S ketika menyampaikan permohonan kepada Allah SWT. Firman Allah SWT :
يفقهوا قولي واحلل عقدة من لساني ويسر لي أمري قال رب اشرح لي صدري
Artinya :Berkata Musa : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (QS Thaha : 25-28)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran penyampaian materi melalui metode ceramah hendaknya disampaikan dengan jelas, logis serta berbobot, sehingga anak didik dapat cepat memahami, mengerti serta merima. Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
1.      Guru mudah menguasai kelas
2.      Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar
3.      Mudah memperisapkan dan melaksanakannya
4.      Hemat biaya, waktu dan peralatan
Sementara itu, ada juga kelemahan metode ceramah, yaitu :
1.      Keberhasilan siswa sulit diukur
2.      Perhatian dan motivasi siswa sulit dijaga
3.      Peran serta menjadi rendah
4.      Guru seringkali ngelantur, akibatnya materi inti sering tidak sampai kepada siswa[8]
Dari kelebihan dan kelemahan tersebut, guru diharapkan untuk mengetahuinya, dengan itu guru dapat mengantisipasinya sebelum melaksankan metode ceramah yang dianggap mudah oleh sebagian guru. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan tersebut, guru diharapkan untuk mengetahui dan memahami dengan  benar metode ceramah.

D.    Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara mengajar dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini bertujuan untuk menstimulus anak didik berpikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.[9] Memberikan pengertian kepada seseorang dan memancingnya dengan umpan pertanyaan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an :
سيقولون لله قل أفلا تتقون قل من رب السماوات السبع ورب العرش العظيم سيقولون لله قل أفلا تذكرون قل لمن الأرض ومن فيها إن كنتم تعلمون
Artinya :84. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui ? 85. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat ? 86. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar ? 87. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa ? (QS Al-Mu’minun : 84-87)
Ayat di atas menjelaskan penerapan metode tanya jawab untuk menggiring manusia ke arah kebenaran dengan menggunakan berpikir yang logis. Dalam proses belajar mengajar, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada anak didik atau sebaliknya. Beberapa kelebihan metode tanya jawab adalah :
1.      Siswa belajar dengan lebih aktif
2.      Dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
3.      Pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatka perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
Sementara kelemahan metode tanya jawab adalah :
1.      Menyita waktu lama dan jumlah siswa tidak boleh banyak
2.      Mudah menyimpang dari materi pokok
3.      Apatis bagi siswa tidak terbiasa dalam forum[10]

E.     Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk menggunakan metode ini hendaknya jangan menghilangkan perasaan obyektivitas dan emosionalitas yang dapat mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya.[11] Menerapkan metode ini untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman antaranak didik dan guru agar mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang agama.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mengisahkan terjadinya diskusi Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud :
ألم تر إلى الذي حآج إبراهيم في ربه أن آتاه الله الملك إذ قال إبراهيم ربي الذي يحيي ويميت قال أنا أحيي وأميت قال إبراهيم فإن الله يأتي بالشمس من المشرق فأت بها من المغرب فبهت الذي كفر والله لا يهدي القوم الظالمين
Artinya :Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al-Baqoroh : 258)
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1.      Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2.      Mengembangkan sikap menghargai pendapa orang lain
3.       Mengajarkan anak didik untuk  terlatih dalm musyawarah
4.      Memperluas wawasan anak didik
Sementara kelemahan metode diskusi, yaitu :
1.      Membutuhkan waktu yang agak panjang
2.      Pembicaraan terkadang menyimpang dari pokok permasalahan
3.      Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
4.       Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang menonjol dan orang yang suka bicara[12]
Metode ini sering sekali dipakai di Perguruan Tinggi dalam pembelajaran, karena metode ini membutuhkan kematangan pemikiran dan pengalaman. Kepada guru yang menerapkan metode ini untuk memperhatikan kelemahan dari metode ini, sehingga kelemahan tersebut dapat ditanggulangi atau dihindari. Dalam penggunaan metode ini guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisipasi, usahakan semua murid dapat giliran berbicara dan memperhatikan taraf kemampuan siswa serta guru untuk memimpin langsung ketika tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius.







BAB III
KESIMPULAN

Belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui proses pengamatan, pendengaran dan membaca.
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah. Mengajar adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek pembelajaran. Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran, tetapi mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar. Metode mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dan mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang kondusif untuk belajar yang akan berdampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Metode ceramah merupakan yaitu cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik yang dilakukan secara lisan. Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : (1) Guru mudah menguasai kelas. (2) Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar. (3) Mudah memperisapkan dan melaksanakannya. (4) Hemat biaya, waktu dan peralatan. Sementara itu, ada juga kelemahan metode ceramah, yaitu : (1) Keberhasilan siswa sulit diukur. (2) Perhatian dan motivasi siswa sulit dijaga. (3) Peran serta menjadi rendah. (4) Guru seringkali ngelantur, akibatnya materi inti sering tidak sampai kepada siswa.
Metode tanya jawab adalah cara mengajar dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik. Beberapa kelebihan metode tanya jawab adalah : (1) Siswa belajar dengan lebih aktif. (2) Dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. (3) Pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatka perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Sementara kelemahan metode tanya jawab adalah : (1) Menyita waktu lama dan jumlah siswa tidak boleh banyak. (2) Mudah menyimpang dari materi pokok. (3) Apatis bagi siswa tidak terbiasa dalam forum.
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu : (1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk  ide, gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. (2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. (3) Mengajarkan anak didik untuk  terlatih dalm musyawarah. (4) Memperluas wawasan anak didik Sementara kelemahan metode diskusi, yaitu : (1) Membutuhkan waktu yang agak panjang. (2) Pembicaraan terkadang menyimpang dari pokok permasalahan. (3) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. (4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang menonjol dan orang yang suka bicara





















DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, 2001, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Fathurrohman Pupuh, 2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung : Refika Aditma
Majid, Abdul dan Ahmad Zayadi, 2005, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Mansyur,  1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka
Mujahid,  2003, Metode Pengajaran Bahasa Arab Mukhtar Yahya, Tesis , Yogyakarta : Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Mursel, J. dan S. Nasution,  2006,  Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching), Bandung : Remaja Rosdakarya
Oviyanti, Fitri, 2009, Pengelolaan Pengajaran, Palembang : Rafah Press
Yamin.Martinis, 2005, Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer, Jakarta : Gaung Persada




                [1] Mujahid, Metode Pengajaran Bahasa Arab Mukhtar Yahya, Tesis  Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2003, Hlm. 46
[2] Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer, Jakarta : Gaung Persada, 2000, Hlm. 99
[3] Fitri Oviyanti, Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009, Hlm. 19
[4] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2007, Hlm. 15
[5] J. Mursel dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching), Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Hlm. 10
[6] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2007, Hlm 7
[7] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm. 137
[8] Fitri Oviyanti, Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009,, Hlm 59-60
[9] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm 138
[10] Fitri Oviyanti, Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009, Hlm 62
[11] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm 141
[12]  Fitri Oviyanti, Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009, Hlm 64-65
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar