METODE
CERAMAH, TANYA JAWAB
DAN
DISKUSI
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Metodologi
Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Titin NurHidayati, S.Ag.M.Pd.
Oleh:
SAIBAN
ABAS
JEFRI
IRAWAN SUSIANTO
SITI
FATIMAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM
Jl.
Doktren No. 26 Krai-Yosowilangun-Lumajang
Tahun Akademik
2013/2014
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II POKOK BAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Belajar...........................................................................
3
B. Pengertian Metode Belajar ............................................................. 4
C. Metode Ceramah ............................................................................ 5
D. Metode Tanya
Jawab ..................................................................... 7
E. Metode Diskusi
............................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan
metode mengajar dalam pembelajaran. Sebagaimana pengertian metode sendiri yang
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya suatu
pembelajaran yang menghasilkan interaksi guru dengan murid, efektif dan
efesien. Dalam penggunaan metode mengajar, maka guru diharapkan memilih dan
menerapkan metode sesuai dengan kematangan murid, lebih dari itu guru harus
mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode mengajar yang ia gunakan dalam
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar lebih berhati-hati dan berpikir apakah
metode ini sesuai atau tidak.
Metode yang digunakan dalam pendidikan agama Islam yaitu metode diskusi,
metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode latihan, metode karyawisata,
metode pemberian tugas, metode eksperimen dan metode ceramah dan metode
lainnya.Melihat dari metode-metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan, maka
guru diharapkan menggunakan metode yang bervariatif.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari belajar ?
2.
Apa pengertian dari metode mengajar
?
3.
Apa yang dimaksud dengan metode
cramah serta apa saja kelemahan dan kelebihan dari metode ceramah?
4.
Apa yang dimaksud dengan metode
tanya jawab serta apa saja kelemahan dan kelebihan dari metode tanya jawab?
5.
Apa yang dimaksud dengan metode
diskusi serta apa saja kelemahan dan kelebihan dari metode diskusi?
C.
Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian belajar dan metode mengajar, menjelaskan pengertian
metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dan menyebutkan kelebihan dan kelemahan
dari metode-metode tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Perubahan pada seseorang itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan saja, tetapi juga mengenai
berbagai kecakapan, sikap pengertian, minat, dan adaptasi, pendeknya mengenai
segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Senada dengan defInisi di atas,
Lester D. Crow dan Alice Crow sebagaimana dikutip Mansyur suatu definisi
belajar dengan learning is the acquisition of habits, knowledge and attudes.[1] Belajar dalam definisi tersebut diartikan sebagai suatu proses aktifitas
untuk mencapai kebiasaan-kebiasaan, ilmu pengetahuan dan sikap.
Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah
perilakunya yang diakibatkan oleh pengalaman. Harold Spear mendefinisikan
bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan menulis.[2] Dari
pengertian di atas, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan
perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui
proses pengamatan, pendengaran dan membaca. Metode belajar adalah cara
yang dilalui oleh siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Adapun
metode tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Kebermaknaan belajar. Belajar tidak
cukup hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas
(membaca, bertanya,, berkomentar, menngerjakan, presentasi dan diskusi).
b)
Konstruksivisme. Guru
menyajikan persoalan dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, berhipnotis
dengan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan.
Sehingga guru dapat berkomunikasi dan menumbuhkan suasana fasilitasi.
c)
Belajar aktif. Belajar pada setiap
situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih
manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam segala kegiatan.
d)
Komunikasi. Kemampuan komunikasi
setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan
dan membentuk kepribadiannya.
e)
Metakogntif, yaitu kesadaran berpikir, berpikir tentang apa
yang dipikirkan dan bagaimana proses berpikirnya, yaitu aktivitas individu
untuk memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir dampak sebagai
akibat dari buah pikiran terdahulu.
f)
Kecerdasan ganda. Gabungan dari kecerdasan
intelektual dan emosional
g)
Peta pikiran. Otak manusia bekerja
mengolah informasi melalui mengamati, membaca atau mendengar tentang sesuatu
hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep), tidak parsial
terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.
B. Pengertian Metode Mengajar
Secara harfiyah, metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos
yang artinya jalan atau cara. Jadi, metode adalah artinya suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.[3] Dari pengertian tersebut,
metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar, metode mempunyai peranan
yang cukup penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru harus menguasai
metode-metode mengajar. Sebab, apabila guru tidak menguasainya maka kegiatan
belajar mengajar tidak dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
Menurut Syaiful Djamarah yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman, ada lima
macam faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan metode mengajar, yaitu :
a.
Tujuan dengan berbagai jenis dan
fungsinya
b.
Anak didik dengan berbagai tingkat
kematangannya
c.
Situasi berlainan dengan keadaannya
d.
Fasilitas bervariasi secara kualitas
dan kuantitasnya
e.
Kepribadian dan kompetensi guru yang
berbeda-beda[4]
Untuk itu, guru harus memperhatikan lima faktor tersebut dalam memutuskan
dan menggunakan metode belajar mengajar sehingga dapat mempertimbangkan
metode-metode yang akan digunakan. Dalam penggunaan metode-metode belajar
mengajar, guru diharapkan mengetahui kelemahan dan kelebihan metode yang akan
digunakan. Oleh karena itu, guru dianjurkan menggunakan metode yang bervariasi
dalam belajar mengajar.
Menurut Mursel, mengajar adalah mengorganisasi pelajaran untuk
memperoleh hasil-hasil yang otentik.[5] Sementara menurut Pupuh
Fathurrohman mengutip Bohar Suharto, mengajar adalah sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan agar tercipta suasana yang
sebaik-baiknya dan menghubugkannya dengan peserta didik, sehingga terjadi
proses belajar yang menyenangkan.[6]
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa mengajar adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek
pembelajaran. Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan
pelajaran, tetapi mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi
lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar. Dengan
demikian, metode mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan
pelajaran dan mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana
yang yang kondusif untuk belajar yang akan berdampak terhadap tercapainya
tujuan pembelajaran.
C. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan yaitu cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan
dan agama kepada anak didik yang dilakukan secara lisan.[7] Hampir semua guru menggunakan metode
ini karena metode ini dianggap metode mengajar yang mudah atau gampang. Padahal
metode ini tidak mudah bagi sebagian orang lain karena dalam metode ceramah
penting memperhatikan diantaranya ceramah yang mudah dipahami, isinya mudah
dipahami dan mampu menstimulasi pendengar untuk melakukakan hal-hal baik
dan benar dari isi yang diberikan.
Penerapan metode ceramah dalam pendidikan Islam disinyalir dalil
Al-Qur’an. Metode ini terilhami dari kisah Nabi Musa A.S ketika
menyampaikan permohonan kepada Allah SWT. Firman Allah SWT :
يفقهوا قولي واحلل عقدة من لساني ويسر لي أمري قال رب اشرح لي صدري
Artinya :Berkata
Musa : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (QS
Thaha : 25-28)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran penyampaian materi
melalui metode ceramah hendaknya disampaikan dengan jelas, logis serta
berbobot, sehingga anak didik dapat cepat memahami, mengerti serta merima. Metode
ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
1.
Guru mudah menguasai kelas
2.
Dapat diikuti siswa dalam jumlah
besar
3.
Mudah memperisapkan dan
melaksanakannya
4.
Hemat biaya, waktu dan peralatan
Sementara itu, ada juga kelemahan metode ceramah, yaitu :
1.
Keberhasilan siswa sulit diukur
2.
Perhatian dan motivasi siswa sulit
dijaga
3.
Peran serta menjadi rendah
4.
Guru seringkali ngelantur,
akibatnya materi inti sering tidak sampai kepada siswa[8]
Dari kelebihan dan kelemahan tersebut, guru diharapkan untuk mengetahuinya,
dengan itu guru dapat mengantisipasinya sebelum melaksankan metode ceramah yang
dianggap mudah oleh sebagian guru. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan
tersebut, guru diharapkan untuk mengetahui dan memahami dengan benar metode ceramah.
D. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara mengajar dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini bertujuan untuk menstimulus
anak didik berpikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.[9] Memberikan
pengertian kepada seseorang dan memancingnya dengan umpan pertanyaan telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an :
سيقولون لله قل
أفلا تتقون قل
من رب السماوات السبع ورب العرش العظيم
سيقولون لله قل أفلا تذكرون قل لمن الأرض ومن فيها إن كنتم تعلمون
Artinya :84.
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika
kamu mengetahui ? 85. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah."
Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat ? 86. Katakanlah: "Siapakah
yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar ? 87. Mereka
akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu
tidak bertakwa ? (QS Al-Mu’minun : 84-87)
Ayat di atas menjelaskan penerapan metode tanya jawab untuk menggiring
manusia ke arah kebenaran dengan menggunakan berpikir yang logis. Dalam proses
belajar mengajar, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan
materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada anak didik atau sebaliknya.
Beberapa kelebihan metode tanya jawab adalah :
1.
Siswa belajar dengan lebih aktif
2.
Dapat mengembangkan keberanian dan
keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
3.
Pertanyaan yang dilontarkan dapat
menarik dan memusatka perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
Sementara kelemahan metode tanya jawab adalah :
1.
Menyita waktu lama dan jumlah siswa
tidak boleh banyak
2.
Mudah menyimpang dari materi pokok
E. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya
memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk menggunakan
metode ini hendaknya jangan menghilangkan perasaan obyektivitas dan emosionalitas
yang dapat mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya.[11] Menerapkan
metode ini untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman antaranak
didik dan guru agar mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang agama.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mengisahkan terjadinya diskusi Nabi
Ibrahim dengan Raja Namrud :
ألم تر إلى الذي
حآج إبراهيم في ربه أن آتاه الله الملك إذ قال إبراهيم ربي الذي يحيي ويميت قال أنا
أحيي وأميت قال إبراهيم فإن الله يأتي بالشمس من المشرق فأت بها من المغرب فبهت الذي
كفر والله لا يهدي القوم الظالمين
Artinya :Apakah
kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika
Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,"
orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim
berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka
terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al-Baqoroh : 258)
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1.
Merangsang kreativitas anak didik
dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan
suatu masalah.
2.
Mengembangkan sikap menghargai
pendapa orang lain
3.
Mengajarkan
anak didik untuk terlatih dalm
musyawarah
4.
Memperluas wawasan anak didik
Sementara kelemahan metode diskusi, yaitu :
1.
Membutuhkan waktu yang agak panjang
2.
Pembicaraan terkadang menyimpang
dari pokok permasalahan
3.
Tidak dapat dipakai pada kelompok
yang besar
Metode ini sering sekali dipakai di Perguruan Tinggi dalam pembelajaran,
karena metode ini membutuhkan kematangan pemikiran dan pengalaman. Kepada guru
yang menerapkan metode ini untuk memperhatikan kelemahan dari metode ini,
sehingga kelemahan tersebut dapat ditanggulangi atau dihindari. Dalam penggunaan
metode ini guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisipasi, usahakan semua
murid dapat giliran berbicara dan memperhatikan taraf kemampuan siswa serta
guru untuk memimpin langsung ketika tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan
yang serius.
BAB III
KESIMPULAN
Belajar adalah proses perubahan
perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui
proses pengamatan, pendengaran dan membaca.
Metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah. Mengajar adalah suatu aktivitas
atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek pembelajaran.
Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran, tetapi
mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan pembelajaran,
agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar. Metode mengajar adalah cara
guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dan mengorganisasi lingkungan
pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang kondusif untuk belajar yang akan
berdampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Metode ceramah merupakan yaitu cara
menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik yang dilakukan
secara lisan. Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : (1) Guru
mudah menguasai kelas. (2) Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar. (3) Mudah memperisapkan
dan melaksanakannya. (4) Hemat biaya, waktu dan peralatan. Sementara itu, ada
juga kelemahan metode ceramah, yaitu : (1) Keberhasilan siswa sulit diukur. (2)
Perhatian dan motivasi siswa sulit dijaga. (3) Peran serta menjadi rendah. (4) Guru
seringkali ngelantur, akibatnya materi inti sering tidak sampai kepada
siswa.
Metode tanya jawab adalah cara
mengajar dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik. Beberapa
kelebihan metode tanya jawab adalah : (1) Siswa belajar dengan lebih aktif. (2)
Dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan
pendapat. (3) Pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatka perhatian
siswa terhadap materi pembelajaran. Sementara kelemahan metode tanya jawab
adalah : (1) Menyita waktu lama dan jumlah siswa tidak boleh banyak. (2) Mudah
menyimpang dari materi pokok. (3) Apatis bagi siswa tidak terbiasa dalam
forum.
Metode diskusi merupakan salah satu
cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang
atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya. Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu : (1) Merangsang
kreativitas anak didik dalam bentuk ide,
gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
(2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. (3) Mengajarkan anak
didik untuk terlatih dalm musyawarah.
(4) Memperluas wawasan anak didik Sementara kelemahan metode diskusi, yaitu :
(1) Membutuhkan waktu yang agak panjang. (2) Pembicaraan terkadang menyimpang
dari pokok permasalahan. (3) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. (4) Mungkin
dikuasai oleh orang-orang yang menonjol dan orang yang suka bicara
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah, 2001, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Fathurrohman Pupuh, 2007, Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami,
Bandung : Refika Aditma
Majid, Abdul dan Ahmad Zayadi, 2005, Tadzkirah :
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual,
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Mansyur, 1997, Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
dan Universitas Terbuka
Mujahid, 2003, Metode
Pengajaran Bahasa Arab Mukhtar Yahya, Tesis , Yogyakarta :
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Mursel, J. dan S. Nasution, 2006, Mengajar
dengan Sukses (Successful Teaching), Bandung : Remaja Rosdakarya
Oviyanti, Fitri, 2009, Pengelolaan Pengajaran,
Palembang : Rafah Press
Yamin.Martinis, 2005, Strategi Pembelajaran
Berbasis Komputer, Jakarta : Gaung Persada
[2] Martinis Yamin,
Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer, Jakarta : Gaung Persada,
2000, Hlm. 99
[3] Fitri Oviyanti,
Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009, Hlm.
19
[4] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama,
2007, Hlm. 15
[5] J.
Mursel dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching),
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Hlm. 10
[6] Pupuh
Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan
Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2007, Hlm 7
[7] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah :
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm. 137
[9] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah :
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm 138
[10] Fitri Oviyanti,
Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009, Hlm
62
[11] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah :
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm 141
Tidak ada komentar:
Posting Komentar